PENGAMPUNAN UNTUK RASIALIS PANUTAN
Oleh: Jum’an
Mark Wahlberg adalah aktor dan produser Hollywood yang sukses.
Anak bungsu 9 bersaudara dari keluarga pekerja di Massachusetts; sekarang
berusia 43 tahun. Bapak dari empat anak, kaya dan mapan, relijius dan pemurah. Ia
tinggal rumah mewah 14 juta dollar di Baverly Hills lengkap dengan bermacam
fasilitas olah raga dan hiburan. Diluar
bisnis film dan televisi ia mempunyai sejumlah restoran “Wahlburgers” serta perusahaan
pengelola keuangan. Tidak disangka nasibnya sebaik itu. Ia putus sekolah pada
umur 14 tahun lalu menjadi anak jalanan yang liar mencuri dan menjual obat-obat
terlarang; tumbuh brutal, arogan dan rasialis. Sekarang Mark bukan saja baik,
tetapi juga berniat menjadi relawan sebagai pasukan cadangan di Kepolisian Los
Angeles. Bagi mereka yang hanya mengenal Mark Wahlberg sesudah jaya, hal itu tidak
mengherankann tetapi mereka yang tahu asal-usulnnya akan lain. Ada satu kendala
yang merintangi niat baiknya. Mark
memiliki sejarah kriminal, terutama kejahatan rasial dari masa
remajanya di Boston. Sekarang, ia ingin menghapus semua noda itu sama sekali.
Dia memohon Dewan Pengampunan Massachusetts untuk menghapus
bukti-bukti kejahatannya dari catatan publik. "Saya telah
mendedikasikan diri untuk menjadi warga negara yang lebih baik sehingga saya
bisa menjadi panutan bagi anak-anak saya dan orang lain," katanya dalam permohonan
itu. "Menerima pengampunan akan menjadi pengakuan formal bahwa saya bukan
lagi orang jahat.” Mark bukan hanya ingin membersihkan namanya, tetapi juga
belasan tato yang diukir disekujur badannya. Menghapus tato adalah sesuatu yang
menyakitkan, serasa disiram minyak panas. Tato Bob Marley di bahu kiri Mark
sudah 30 kali dicoba dihapus tetapi belum hilang padahal kata dokter, 5-7 kali
datang saja akan beres. Dia selalu membawa dua dari 4 anaknya - untuk melihat
dia terbakar oleh laser, sebagai pelajaran agar mereka tidak bodoh berhias tato
seperti ayahnya. Tato adalah cacat paling ringan yang dibuat Mark. Yang
lain-lainnya jauh lebih serius dan lebih sangat kriminal.
Kejahatan rasial pertama terjadi saat
Mark berusia 15 tahun dan sudah kecanduan narkoba. Dua hari
berturut-turut ia dan gengnya mengincar sekelompok murid kulit hitam, menyerang
dan melecehkan mereka. Pada 15-6-1986 Mark dan tiga remaja kulit putih lain
mengejar Jesse Coleman (12 th) dan dua saudaranya ketika mereka pulang sekolah
dan meneriaki mereka: "Kami tidak suka negro hitam disini. Minggat kalian
jauh-jauh!" Mereka terus mengejar sambil berteriak "Bunuh Negro!
Bunuh Negro!" Mereka melempari ketiga kakak-beradik itu dengan batu.
Ketika sampai di kedai Burger King mereka menghilang takut dilihat orang banyak.
Keesokan harinya, ketika Jesse berjalan ke pantai bersama teman-teman
sekelasnya, Mark dan gengnya membuntuti dari belakang. Dalam perjalanan pulang,
mereka mulai meneriakkan penghinaan
rasial pada di anak-anak itu; sambil memanggil lebih banyak lagi teman-temannya
untuk bergabung dan melempari batu, diantaranya mengenai guru wanita berkulit
putih. Dua tahun kemudian, tahun 1988 Mark mengalihkan sasaran kebenciannya
terhadap orang Asia. Pada 8 April, Thanh Lam yang sedang berjalan kerumahnya
dipukul dengan batang kayu oleh Mark Wahlberg sampai pingsan, sambil mengumpat
dan menyebut Thanh "Vietnam Sialan!" lalu ditinggalkan terkapar
begitu saja. Mark kemudian mengejar pria Vietnam lain bernama Hoa Trinh; ia
pura-pura merangkul mau minta tolong tetapi lalu menjotos mata pria itu, sampai
tersungkur dan Trinh akhirnya buta sebelah mata untuk selamanya. Semua
kejahatan itu tercatat dalam dokumentasi negara dan Mark mengakuinya secara
terbuka. Ia dihukumum 2 tahun penjara, tetapi hanya menjalaninya selama 45 hari
lalu dilepas.
Sebuah organisasi Etnis Asia dan Kepulauan Pasifik di Amerika
telah mengajukan petisi
menentang pengampunan yang
diminta oleh Mark Wahlberg: "Kami menuntut Dewan Pengampunan dan Gubernur Massachusetts
untuk menolak pengampunan bagi kejahatan rasial Mark Wahlberg. Memberikan pengampunan
merupakan penghinaan terhadap keadilan dan tidak menghormati para korban
kejahatannya." Menurut Nam Pham, tokoh masyarakat Vietnam di Boston, Mark Wahlberg harus
meminta maaf langsung kepada Thanh Lam,
dan Hoa Trinh, orang Vietnam yang dia siksa 25 tahun yang lalu. Orang-orang
yang dulu termasuk murid-murid kulit hitam yang menjadi korban juga menentang
permintaan pengampunannya itu. Tetapi Emmett Folgert, pendiri organisasi sosial
pemuda di Boston, mengatakan kemampuan Wahlberg untuk melewati kejahatannya dan
mencapai sukses besar merupakan sumber inspirasi. "Dia adalah panutan bagi
siapa saja yang berasal dari golongan berpenghasilan rendah dan berhasil
sukses," kata Folgert, yang mengenal Mark sejak ia masih anak nakal 13
tahun. Wahlberg banyak menyumbang organisasi itu secara teratur dan setiap
tahun mengirimkan ratusan anak-anak disana ke pusat-pusat pelatihan, kata
Folgert. "Dia benar-benar layak untuk diampuni. Lihatlah jasa-jasanya."
Mengingat rasialisme yang berakar
sangat kuat dalam sejarah budaya dan politik Amerika, kasus Mark
Wahlberg menjadi sulit (atau justru mudah) untuk diramal bagaimana akhirnya
nanti. Orang yang sudah bertobat memang layak diampuni, tetapi siapa yang tahu
isi hatinya? Ia mungkin telah jenuh dengan dunia film dan memerlukan “surat
bekelakuan baik” untuk melangkah menjadi politisi atau gubernur seperti Arnold
Schwarzenegger atau Ronald Reagan. Patut diduga ia akan mendapat pengampunan
karena dia dianggap “The Real American”. Tunggu saja beritanya kalau berminat…