19/04/14

KONSPIRASI MADZHAB BUMI DATAR


KONSPIRASI MADZHAB BUMI DATAR
Oleh: Jum’an


Pada th. 1968, awak pesawat Apollo 8 mengambil foto yang kemudian dikenal sebagai Bumi Terbit, yaitu potret bumi dilihat dari permukaan bulan yang berbentuk bulat seperti bola. Bagi banyak orang potret itu merupakan bukti visual yang sempurna bahwa bumi yang terasa dan terlihat datar sebenarnya berbentuk bulat. Tetapi tidak semua orang setuju. Ada yang mengatakan potret itu palsu – itu adalah bagian dari rekayasa perskongkolan antara Badan Ruang Angkasa Amerika (NASA), pemerintahan dan para ilmuwan. Menurut mereka yang percaya bahwa bumi adalah datar, tujuan persekongkolan untuk menyembunyikan bentuk bumi itu mungkin bermotif keuangan. "Singkatnya, secara logis akan lebih murah untuk menempuh program ruang angkasa palsu dari pada program yang benar-benar, sehingga oknum-oknum yg bersekongkol mendapat keuntungan dari pendanaan NASA dan lembaga antariksa lainnya dari pemerintah," demikian keterangan dalam website mereka. Tetapi benarkah masih ada komunitas yang benar-benar percaya bahwa bumi itu datar? Selayaknya di era eksplorasi ruang angkasa yang demikian maju, tak ada lagi madzhab Bumi Datar. Masyarakat akan menganggapnya keterlaluan dan ketinggalan zaman.

Jangan salah! Nyatanya di negara maju seperti Inggris dan Amerika mereka benar-benar ada. Mereka membentuk komunitas Flat Earth Society untuk melawan “konspirasi” bumi bulat. Pengikut mereka terus bertambah sekitar 200 orang per tahun sejak 2009. Mereka terus mengumpulkan data online untuk menggalang komunitas bumi datar internasional. Dilihat dari gigihnya usaha dan investasi untuk menyebarkan faham serta kukuhnya pandangan mereka, terlihat bahwa orang-orang ini benar-benar percaya bumi itu datar. John Davis seorang ahli computer dan pakar dalam teori bumi datar mengatakan: “Orang berprasangka buruk kepada kami dan menggunakan istilah bumi datar sebagai pelecehan, dan dengan konotasi yang menyiratkan taklid buta, ketidaktahuan bahkan anti ilmu pengetahuan. Orang terlalu percaya pada nilai permukaan, cukup puas dengan apa yang diberitahukan, tidak peduli informasi itu bertentangan dengan perasaan dan penglihatan mereka”. Menurut Davis bumi adalah berbentuk cakram atau piringan datar dan horisontal dengan diameter 40.000 km dan tebal 9.000 km dibentengi dinding es setinggi 150 kaki melingkar sekeliling piringan. Matahari dan bulan adalah bola berdiameter 50 kilometer yang berjarak 5000 km di atas dataran Bumi. Bintang-bintang berjarak 5000 km diatas matahari., Benda-benda langit ini seperti lampu sorot menerangi bagian-bagian yang berbeda dari bumi dalam siklus 24-jam.

Siapa yang percaya dengan itu? Mustahil bahwa badan-badan ruang angkasa terlibat dalam konspirasi internasional untuk menipu publik guna mendapat keuntungan besar, bahwa foto-foto dari ruang angkasa dipalsukan sebagaimana klaim mereka? Untuk menjaga citra palsu bahwa bumi itu bulat maka NASA, kata mereka, mengerahkan tenaga untuk mengawasi dinding es setinggi 150 kaki tadi agar tidak ada orang yang memanjat dan jatuh keluar bumi. NASA dan para ilmuwan juga dikatakan merekayasa  peralatan GPS agar pilot pesawat menyangka mereka terbang lurus padahal sebenarnya mereka terbang melingkar di atas piringan bumi yang datar. Dr. Christine Garwood dari Univ. Hertfordshire Inggris dalam bukunya “Flat Earth: The History of Infamous Idea” menulis, ide bumi bulat sudah diterima secara luas di kalangan ilmiah, filsafat dan bahkan agama dari sejak abad ke 4 SM. Anehnya, baru pada abad ke-19 di Inggris yang seharusnya lebih rasional, gagasan bumi datar muncul dan tetap hidup sampai sekarang. Kata Garwood, teori bumi datar adalah benar-benar sebuah teori konspirasi seutuhnya. Pengikutnya begitu saja menghapus semua bukti yang sangat kuat bahwa planet kita berbentuk bulat. Sudah tentu mereka memandang pendaratan di bulan adalah palsu, demikian juga foto-foto dari ruang angkasa. Teori ini muncul pada era kebangkitan rasionalisme ilmiah yang dirasakan mengancam otoritas Injil yang menurut pemahaman mereka secara harfiah menyatakan bumi itu datar; sehingga sejumlah pemikir Kristen melancarkan serangan balik terhadap dunia ilmiah. Pada 1870-an, penulis Kristen John Hampden menerbitkan sejumlah karya mengenai bumi datar dan menggambarkan Isaac Newton, tokoh revolusi ilmu pengetahuan akhir abad 17, sebagai pemabuk atau gila. Dan semangat serangan ini hidup sampai hari ini.

Teori konspirasi adalah pemikiran yang menganggap bahwa penyebab yang sebenarnya dari satu peristiwa (politik, sosial, atau sejarah) adalah suatu rahasia yang direncanakan diam-diam oleh kelompok atau orang tertentu yang sangat berpengaruh. Banyak teori konspirasi yang mengklaim bahwa peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah telah didominasi oleh para konspirator di belakang layar yang memanipulasi kejadian-kejadian politik.  Ketika Princess Diana meninggal dalam kecelakaan mobil di Paris tahun 1997 karena sopirnya mabuk, muncul teori konspirasi dari Mohamad Al-Fayed milyarder yang  anaknya, Dodi Al-Fayed tewas bersama Diana. Menurutnya kecelakaan itu sebenarnya pembunuhan yang dilakukan oleh badan intelijen Inggris atas permintaan dari keluarga kerajaan. (takut Princess Diana masuk Islam!?) Teori konspirasi yang dikemukakan oleh Mohamed Al Fayed telah diperiksa dengan teliti dan tak-terbukti. Diana dan Dodi Al-Fayed tewas karena keteledoran sopir yang mabuk. Teori konspirasi lainnya: bahwa serangan menara WTC 11/9/2001 adalah “pekerjaan orang-dalam” dan juga bahwa pendaratan astronot Amerika di bulan tahun 1968 adalah sebuah rekayasa yang dikerjakan di sebuah studio di gurun Mojave, California. Setiap peristiwa besar atau mengagetkan selalu memunculkan teori konspirasi yang bertentangan dengan bukti-bukti yang terang benderang. Menurut merdeka.com hilangnya pesawat Malaysia Airlines -mh370 yang masih dalam penyelidikan, sudah memunculkan 4 teori konspirasi yang melibatkan Amerika dan CIA.


Dr. Karen Douglas dari Univ. Kent Inggris yang mempelajari psikologi teori-teori konspirasi mengatakan, semua teori konspirasi memiliki dorongan yang sama yaitu menyajikan teori alternatif tentang sebuah peristiwa penting dan membangun sebuah penjelasan yg samar-samar mengapa versi yang ”benar” ditutup-tutupi. Salah satu yg menarik adalah mereka menjelaskan peristiwa besar tapi sering tanpa memberikan rincian. Kekaburan yang samar-samar menjadi daya tarik sendiri bagi teori konspirasi. Bagaimanapun, penganut aliran bumi datar lebih fanatik mempercayai bumi itu memang datar dari pada penganut aliran bumi bulat; mungkin karena kita merasa bahwa bumi bulat tidak perlu dibuktikan lagi. Jika kita dihadapkan pada pandangan minoritas yang diajukan secara pintar dan seolah-olah penuh informasi, dan para penganutnya tidak menyimpang dari ajaran mereka, kita bisa sangat terpengaruh. Itulah wibawa minoritas, kata Karen. Dalam penelitian Eric Oliver dan Tom Wood, ilmuwan politik Univ. Chicago,  sekitar separoh orang Amerika mendukung setidaknya satu teori konspirasi, dari gagasan bahwa serangan 11 September adalah “pekerjaan orang dalam” sampai ke konspirasi pembunuhan JFK. Banyak orang mau percaya ide-ide yang secara jelas bertentangan dengan bukti-bukti yang dominan. Menurut Oliver keyakinan konspirasi berasal dari kecenderungan manusia untuk melihat adanya kekuatan gaib, yang dikenal sebagai pemikiran magis. Last but not least, orang yang mempercayai satu teori konspirasi cenderung mempercayai teori konspirasi yang lain.