MADONNA,
KABBALAH DAN ALQUR’AN
Oleh:
Jum’an
Anda pasti tahu siapa itu Madonna: Super Star &
Queen of Pop Amerika yang nama aslinya Madonna Louise Ciccone (55 th). Guiness
World Records menjulukinya artis rekaman wanita terlaris sepanjang masa dan
majalah Time menobatkannya sebagai satu dari 25 Wanita Paling Berpengaruh dalam
musik kontemporer dan rocker wanita terlaris abad 20. Kisah hidup Madonna yang
profesi lengkapnya sebagai penyanyi, penari, pengarang lagu, penulis, aktris,
sutradara, pengusaha dan dermawan, menarik untuk dibaca karena penuh
keberanian, kontroverisial, bandel dan inspiratif. Dalam essainya untuk majalah
Harper’s
Bazaar ia menyatakan tak ada gunanya hidup di bumi ini kalau dia tidak
berani dalam menjalani hidup dan pekerjaannya. Memang terdengar ekstrim, tetapi
dari pengalaman masa remajanya ia sudah menengarai bahwa ada dua kategori
manusia; yaitu mereka yang hidup mengikuti kebiasaan dan bermain aman, dan
orang-orang yang menentang tradisi dan berkiprah menurut iramanya sendiri. Ia
memilih masuk ke kategori yang kedua. Bulu ketiaknya tidak dicukur dan ia tidak
mau memakai make-up sebagimana gadis-gadis sebayanya. Karena itu ia tidak
disukai oleh laki-laki dan tidak punya banyak teman; orang enggan untuk mendekatinya.
Tapi itu membawa hikmah: dengan tidak populer dan tidak bersosialisasi, banyak
waktu untuk fokus pada masa depannya. Iapun berangkat pindah ke New York untuk
mengejar cita-cita menjadi seniman sejati. Ternyata New York tidak menyambutnya
dengan ramah. Tahun pertama ia ditodong
orang bersenjata, diperkosa diatap sebuah gedung dan tiga kali dirampok.
Kebisingan lalu lintas dan arus manusia mengejutkan urat syaraf. Muak oleh bau kencing
dan muntah dimana-mana terutama ditangga masuk apartemennya. Gelandangan dipojok-pojok
jalan; ia tidak menduga sebelumnya. Kadang-kadang ia menangis dikamarnya sambil
memandangi burung-burung merpati berak dijendela. Tetapi ia berhasil
mengerahkan tenaga dan menyatukan tekad untuk bertahan. Kalau orang lain bisa
sayapun pasti bisa; begitu semboyannya. Sebagai bintang pop pada usia 25, ia
lebih berani, eksentrik dan provokatif. Ia memakai seombyok kalung salib
dilehernya dan kalau ditanya wartawan ia menjawab alasannya karena Yesus baginya
sexy. Sebenarnya juga untuk menyulut provokasi. Ia memang senang memprovokasi
karena itu “sudah ada dalam DNA-nya. Tetapi hampir selalu ada alasannya”
katanya. Pada usia 35 ia merasa perlu meningkatkan dirinya dan mulai mencari
makna dari tujuan hidup yang sebenarnya. Ia ingin menjadi seorang ibu, tapi ia menyadari
bahwa sebagai pemuja kebebasan mungkin tidak memenuhi syarat untuk membesarkan
anak dengan baik. Ia memutuskan untuk mencari pegangan rohani.
Meskipun Madonna dilahirkan dan beragama Katolik, ia
memilih untuk bergabung dengan aliran spiritual Kabbalah, sebuah tradisi agama
Yahudi yang berasal dari pandangan mistik dan wahyu kitab Taurat.
Keputusan yang membangkitkan kegusaran orang banyak itu dilakukannya pada 1996
ketika ia berusia 38 tahun. Ketika dunia tahu saya belajar Kabbalah –tulisnya dalam
Harper’s Bazaar, saya dtiuduh menganut aliran sesat, dicuci otak, menyerahkan
semua uang saya dan tuduhan gila lainnya. Tradisi Kabbalah begitu rumit dan
mudah disalah-fahami. Untuk menganutnya diperlukan pengetahuan hukum Yahudi
yang kuat dan hanya untuk mereka yang berusia diatas 40 tahun. Diperlukan
disiplin dalam studi mistis, doa dan meditasi untuk mendekatkan diri kepada
Tuhan. Bagi Madonna mendalami tafsir mistik dari Perjanjian Lama (Taurat) dan
memahami rahasia alam semesta bukanlah hal yang berbahaya dan tidak menyakiti
siapapun. Saya hanya mencoba berusaha menjadi orang yang lebih baik. Hidup
tidak lagi terasa seperti rangkaian peristiwa acak. Semuanya nampak tertata.
Saya melihat bahwa menjadi kaya dan terkenal tidak akan memberi kepuasan abadi
dan bukan akhir perjalanan. Sekarang, pada usia 55 dan tetap tenar, ia menjanda
dengan 4 anak tinggal di New York. Ia mendidik anak-anaknya untuk befikir
terbuka dan berani memilih melakukan sesuatu yang benar untuk dilakukan, bukan
karena mengikuti orang lain.
Bukan Madonna kalau hanya sejauh itu keberaniannya.
Sekarang ia menjalin asmara dengan
Brahim Zaibat, penari usia 25 tahun keturunan Aljazair yang beragama Islam.
Diam-diam membuat kehebohan baru. Madonna
mulai mempelajari Al-Qur’an. Dia juga membangun sekolah-sekolah untuk
anak-anak perempuan mempelajari Qur’an di Negara-negara Islam seperti Pakistan
dan Afganistan. “Saya pikir mempelajari semua kitab suci adalah penting. Saya
setuju dengan kata teman saya, seorang Muslim yang baik adalah seorang Yahudi
yang baik dan seorang Yahudi yang baik adalah seorang Kristen yang baik.” Para
pengamat mengkritik Madonna karena menganggap enteng dan bermain-main dengan agama.
Dan bahwa minatnya lebih terinspirasi oleh hubungan asmaranya dengan Brahim
Zaibat daripada oleh keyakinannya. Pengamat yang lebih pemaaf mengatakan bahwa
pernyataan dan tindakan Madonna merupakan langkah signifikan menuju literasi
dan toleransi beragama. Madonna yang mengatakan bahwa gagasan berani sudah
menjadi norma dalam hidupnya tahu bahwa perubahan besar dan peralihan dalam
hidupnya nampak berani bagi penggemarnya. Madonna menjadi wanita yang sangat langka:
seorang super-star yang akrab dengan kitab suci tiga agama samawi yaitu Injil,
Taurat dan Al-Qur’an. Tidak banyak orang seperti dia. Tahun lalu ia mengunjungi
masjid Ayasofia di Istanbul,Turki bersama Brahim Zaibat. Senang rasanya saya membayangkan
Madonna berkerudung menghadiri pengajian! Tetapi kalau gagal masuk Islam, Allah
juga tidak rugi…………