13/10/13

GEORGE BUSH MELAWAN YA'JUJ DAN MA'JUJ


GEORGE BUSH MELAWAN YA’JUJ DAN MA’JUJ
Oleh: Jum’an

Umat Islam, umat Nasrani, Yahudi dan bahkan penganut Zoroaster sama-sama mengenal fenomena tentang Ya’juj dan Ma’juj (yang dalam bahasa Inggris disebut Gog dan Magog) yaitu suatu bangsa yang akan muncul di akhir zaman yang merusak dan menghancurkan kehidupan dimuka bumi. Ya’juj dan Ma’juj disebut-sebut dalam Alqur’an, Kitab Perjanjian Baru dan Kitab Perjanjian Lama. Jadi sebagai gambaran, baik Mahmoud Ahmadinejad, Benyamin Netanyahu, George Bush maupun Saddam Hussein sama-sama mengenal sosok Ja’juj dan Ma’juj. George Bush? Presiden Amerika yang tanpa alasan mendasar menyerbu dan menyengsarakan rakyat Irak sampai sekarang?  Ya! Seberapa tahu dia tentang Ya’juj dan Ma’juj? Ketika ditanya tentang keyakinan agama dan keputusannya untuk mencalonkan diri menjadi Presiden pada 2001, Bush membuat testimoni bahwa ia telah diselamatkan Tuhan (terlahir kembali) sebagai seorang Kristen yang taat pada usia 40. Bahkan dia adalah satu-satunya dari lima tokoh diatas yang terang-terangan menyataan bahwa Tuhan memeritahkan dirinya untuk menggagalkan sepak-terjang Ya’juj dan Ma’juj.

Tahun 1995 James Haught dari The Charleston Gazette menulis berita berjudul “A French Revelation, orThe Burning Bush” yang oleh The Toronto Star (Kanada) disebut “lebih aneh dari cerita fiksi”.  Koran Swiss juga menulis berita sarkastis berjudul “Ketika Presiden Bush melihat datangnya Ramalan Injil”.  Konon ketika George Bush sedang menyusun koalisi untuk menyerbu Irak awal 2003, ia menilpun Presiden Perancis Jacques Chirac meminta agar pasukan Perancis ikut bergabung dengan Amerika menyerang Irak kerena invasi itu merupakan misi dari Tuhan. Sesudah Jacques Chirac tidak lagi menjabat Presiden, ia menceritakan bahwa Bush mengatakan kepadanya: “Gog dan Magog sedang meraja-lela di Timur Tengah… Ramalan Injil telah datang… Perang ini (penyerangan Irak) adalah kehendak Tuhan untuk memusnahkan musuh umat-Nya sebelum Zaman Baru dimulai.” Chirac mengatakan terbelalak dan bertanya-tanya bagaimana seorang Presiden Amerika bisa begitu fanatik dan dangkal keyakinannya.  Chirac-pun menolak ajakan Bush. Sebaliknya ia minta theolog Dr. Thomas Romer, untuk menganalisa ajakan aneh itu. Romer menjelaskan, dalam Kitab Perjanjian Lama Yehezkiel dikisahkan bahwa Tuhan murka kepada Gog dan Magog, kekuatan misterius dan menakutkan yang mengancam Israel. Tuhan bersumpah untuk membantai mereka tanpa ampun. Pada 2007 Romer menuliskan perilaku aneh Bush itu dalam majalah resmi Universitas Lausanne Perancis. Mantan Presiden Chirac juga menegaskan kembali peristiwa sinting itu dalam wawancara panjang dengan jurnalis Jean-Claude Maurice yang kemudian dituangkan dalam bukunya “Si Vous le Repetes, Je Dementirai” (If You Repeat, I Will Deny).

Bukan hanya kali itu Bush menunjukkan fanatisme yang kelewatan. Pada 2005 The Guardian Inggris mengutip kalimat-kalimat Bush kepada Menteri Luar Negeri Palestina Nabil Shaath: “Saya didorong oleh misi dari Tuhan. Tuhan memberitahu saya ‘George, lawanlah teroris di Afganistan. Dan saya kerjakan. Tuhan memberitahu saya ‘George, berangkat dan akhiri tirani di Irak’. Dan saya lakukan” Bush mengungkapkan betapa dalam semangat agamanya itu kepada delegasi KTT Israel-Palestina di Shram el-Sheikh Mesir, 4 bulan setelah perang Irak dimulai pada 2003. “Dan sekarang, sekali lagi, saya merasa Tuhan mengatakan kepada saya, ‘George, pergilah perjuangkan Negara Palesina dan keamanan untuk Israel, dan perdamaian di Timur Tengah.’ Dan demi Tuhan saya akan melakukannya. Begitulah … George Bush merasa mendapat perintah langsung dari Tuhan untuk melawan Gog dan Magog yang dalam persepsinya tidak lain adalah dengan Afganistan dan Irak.

Majalah GQ Magazine pada Maret 2009 mengungkap bahwa Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld biasa menyertakan ayat-ayat injil yang bernada perang dan kiamat bersama foto-foto pertempuran dari Irak dalam briefing intelejen hariannya kepada Bush. Satu diantaranya: “Pakailah seluruh perlengkapan dari Allah, sehingga ketika hari malapetaka datang, anda akan dapat berdiri Tegak!”  Menurut James Haught, Presiden Bush memang gila agama, mantan pemabok berpikiran sempit yang mengaku telah diselamatkan Tuhan. Dia tidak sepantasnya dipercaya memegang posisi untuk memulai peperangan.

Dalih resmi George Bush menyerang Irak ternyata tidak berdasar.  Irak tidak mempunyai senjata pemusnah massal, tergabung dengan barisan teroris seperti diduga oleh Gedung Putihpun tidak terbukti. Jadi apa? Mau menguasai minyak Irak? Melindungi Israel? Atau melampiaskan dendam ayahnya (Presiden AS 89-93) pada Saddam Husein? Sulit dibantah bahwa salah satu penyebab perang Irak yang tak terkira besar akibatnya itu, adalah fanatisme Bush yang berlebihan dengan persepsinya yang kerdil tentang hari kiamat serta Ya’juj dan Ma’juj.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar