SEDEKAH:
MELINDUNGI JANTUNG & API NERAKA
Oleh:
Jum’an
Prof. Stephen Post, Ph.D. adalah pakar bioetika dari
Case Western Reserve University yang memiliki Sertifikat Pengakuan Khusus dari
Konggres AS atas kontribusinya dalam bidang kedokteran. Dalam bukunya “Why Good Things Happen to Good People”
(2007) ia menyajikan kisah-kisah nyata untuk menunjukkan bagaimana perbuatan “memberi”
membuka pintu menuju kesehatan, kebahagiaan , dan hidup lebih lama. Beliau
telah mengabdikan bagian besar hidupnya bagi penelitian ilmiah untuk
membuktikan manfaat peningkatan kualitas kehidupan dari perilaku memberi.
Penelitiannya menunjukkan bahwa bila kita memberi, terutama jika kita mulai
pada umur muda, maka mulai dari kepuasan hidup, potensi diri dan kesehatan
fisik meningkat secara signifikan. Kematian tertunda. Depresi berkurang.
Kesejahteraan dan keberuntungan meningkat. Dalam buku ini Prof. Stephen telah
mensarikan penelitian akademik menjadi pesan inspirasional. Disajikan pula bukti-bukti
bahwa orang yang suka memberi selama tahun-tahun SMA memiliki kesehatan fisik
dan mental yang lebih baik sepanjang hidup mereka. Studi lain menunjukkan, orang
tua yang melakukan pemberian, hidup lebih lama daripada mereka yang tidak.
Membantu orang lain telah terbukti membawa manfaat kesehatan bagi orang dengan
penyakit kronis, termasuk HIV, multiple sclerosis dan masalah jantung. Dan
studi menunjukkan bahwa orang dari segala usia yang membantu orang lain secara
teratur, bahkan dengan cara yang kecil, merasa paling bahagia.
Menurut Dr. David R. Hamilton,
ketika kita melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain, kita merasa senang.
Dari segi biokimia diyakini bahwa perasaan senang yang kita dapatkan adalah
karena peningkatan kadar morfin dan heroin alamiah dalam otak, yang disebut
opioid endogen. Mereka menyebabkan peningkatan kadar dopamin dalam otak
sehingga kita merasakan kegembiraan alami. Itulah mengapa perbuatan baik
membuat kita lebih bahagia. Tindakan kebaikan umumnya disertai dengan
kehangatan emosional. Kehangatan emosional menghasilkan hormon oksitosin, di
otak dan di seluruh tubuh. Oksitosin menyebabkan pelepasan bahan kimia yang
disebut oksida nitrat dalam pembuluh darah, yang melebarkan pembuluh darah. Hal
ini mengurangi tekanan darah dan karena itu oksitosin dikenal sebagai hormon 'kardioprotektif'
karena melindungi jantung (dengan menurunkan tekanan darah). Kuncinya adalah
bahwa tindakan kebaikan dapat menghasilkan oksitosin dan karena itu kebaikan
dikatakan melidungi jantung. Oksitosin dikenal juga sebagai hormon kedermawanan, katalisator
silaturahmi, pembangkit ukhuwah.
Menurut Dr. Hamilton dua penyebab yang mempercepat
proses penuaan adalah radikal bebas
dan peradangan (inflamasi), yang berasal dari pilihan gaya hidup yang tidak
sehat. Tetapi penelitian mutakhir menunjukkan bahwa oksitosin (yang kita
produksi melalui kehangatan emosional) mengurangi kadar radikal bebas dan inflamasi
pada sistem kardiovaskular dan karena itu memperlambat penuaan. Kebetulan kedua
radikal bebas dan inflamasi juga memainkan peran utama dalam penyakit jantung
jadi ini juga alasan lain mengapa kebaikan adalah baik untuk jantung.
Penelitian dari
Universitas Bristish Columbia mengungkapkan bahwa berbuat
atau bertingkah laku baik, dapat membuat orang yang cemas merasa jauh lebih
baik. Selama 4 minggu, sejumlah orang dengan kecemasan tinggi ditugaskan untuk
melakukan perbuatan baik untuk orang lain setidaknya enam kali seminggu,
termasuk hal-hal seperti memegangi pintu agar orang dibelakang ikut lewat,
melakukan pekerjaan untuk orang lain, menyumbang untuk amal, dan membeli makan
siang untuk teman. Menurut Lynn Alden, profesor psikologi yang merancang
penelitian itu, melakukan hal-hal yg baik untuk orang lain menyebabkan
peningkatan yang signifikan dalam suasana hati yang positif. Juga meningkatkan
keakraban dan menurunkan kecenderungan individu yang cemas menghindar dari
orang banyak.
Para peneliti juga percaya bahwa melakukan tindakan-tindakan
kebaikan kecil dan bersyukur dapat membuat orang lebih bahagia. Menurut
professor psikologi Universitas California yang telah mempelajari kebahagiaan
selama lebih dari 20 tahun, Sonja
Lyubomirsky, kegiatan positif meningkatkan emosi positif,
pikiran dan perilaku, pada gilirannya meningkatkan kebahagiaan. Berulang kali
melakukan tindakan kebaikan yang sama mungkin kehilangan kemampuannya untuk
meningkatkan kebahagiaan, katanya. Variasi, frekwensi dan motivasi semua
memainkan peran. Penelitian Sonja menemukan bahwa orang-orang yang terlibat
dalam tindakan-tindakan kebaikan menjadi lebih bahagia dari waktu ke waktu.Kenapa?
"Karena, saat anda baik kepada orang lain, anda merasa sebagai orang baik -lebih
bermoral, optimis, dan positif," katanya.
Apa yang saya kutip diatas tidak lain adalah tentang amal saleh, memberikan sedekah,
menolong orang lain, dan bersyukur. Hal-hal yang seharusnya akrab dalam
kehidupan serorang muslim. Hadis
mengatakan bahwa sedekah menyembuhkan penyakit, sedekah memperpanjang umur, sedekah mencegah
kematian su’ul khotimah, sedekah (meskipun hanya sepotong kurma) melindungi
kita dari api neraka, sedekah mendinginkan panasnya kubur. Sedekah
menghilangkan sifat sombong dan kemiskinan. Padahal menyingkirkan duri dari
jalanan, senyum pada saudara, berkata baik-baik, menunjukkan jalan orang yang pusing
nyari alamat…itulah sedekah. Masyaallah!