20/04/13

TEKA-TEKI PEWARIS DUNIA



TEKA TEKI PEWARIS DUNIA
Oleh: Jum’an

Dalam tulisan saya yang lalu "Mungkinkah Umat Islam Akan Punah" saya mengutip tentang menurunnya tingkat kelahiran yang drastis dari beberapa Negara Islam yang mengundang pertanyaan apakah yang akan terjadi kelak. Penulis Yahudi Amerika David Goldman memberi judul bukunya (2011) Bagaimana  Peradaban Runtuh (Dan Mengapa Islam akan Runtuh Juga) Sebenarnya bukan hanya penduduk negara-negara Islam saja yang mengalami penurunan angka kelahiran tetapi juga agama dan negara lain. Penyebabnya adalah pengaruh kehidupan modern dengan kemakmuran yang meningkat, urbanisasi, keluarga berencana, pendidikan wanita dll. Saat ini dunia sedang mengalami pergeseran yang luar biasa dari pertumbuhan menuju ke penurunan jumlah penduduk. Yang paling menonjol adalah nagara-negara Eropah yang angka kelahiran penduduknya lebih rendah dari angka kematian. Tak cukup untuk ganti yang mati. Eropah dikatakan berada dalam jalur kepunahan yang disengaja. India, Asia Tenggara dan Amerika Latin juga sedang mengikuti jalan yang sama. 

Prof. Eric Kaufmann, dosen ilmu politik pada Universitas London Inggris, mengamati fenomena yang menarik yaitu sementara angka kelahiran dunia anjlok, kaum fundamentalis baik Islam, Nasrani maupun Yahudi justru melawan tren global itu dengan angka kelahiran yang tetap tinggi. Dalam bukunya “Shall The Religious Inherit the World” (2010) ia menulis bahwa senjata utama kaum fundamentalis adalah demografi, jumlah penganut. Kaum Yahudi ultra-ortodox yang dulu merupakan minoritas kecil di Israel sekarang anak-anak mereka merupakan sepertiga dari murid sekolah di negara itu. Tahun 2050 nanti, mereka akan menjadi mayoritas. Di dunia Islam kaum fundamentalis mengalami lonjakan yang luar biasa sejak tahun 60an. Tidak lama lagi kaum Salafi yang fanatik, dengan tingkat kelahiran yang tinggi dan kecenderungan isolasionis, akan menjadi mayoritas yang dominan. Kaum fundamentalis Mormon di Amerika juga dikenal anti pembatasan kelahiran dan angka kelahiran mereka tinggi. Pengikut gerakan Quiverfull, sekte Kristen konservatif yang berkeyakinan bahwa anak adalah berkah tertinggi dan merupakan “anak panah ditangan ksatria” bahkan mempunyai “rencana 200 tahun” untuk mencapai dominasi demografi.

Kebangkitan kaum fundamentalis dapat menyulut kekerasan agama. Tetapi menurut Kaufmann kekerasan bukan masalah utama. Dalam kenyataannya kaum fundamentalis tidak lebih keras dari kaum anarkis, kaum komunis, kaum neo-konservatif atau bahkan korporasi atau para bankir yang menjajah ekonomi dunia.

Umumnya kaum fundamentalis hidup tidak konsumtif, mereka senang berkorban, tidak mementingkan hidup “kini dan disini”. Mereka bekerja keras untuk membangun dunia tersendiri yang berbeda dari mainstream dengan membangun sekolah-sekolah dan pusat-pusat kegiatan sendiri. Mereka mempunyai rasa kebersamaan yang kuat, menikah dalam kelompoknya sendiri, dan bekerjasama demi kebaikan bersama kelompok mereka. Rasa keagamaannya kuat, sehingga kaum sekuler tidak punya celah untuk memikat anak-anak mereka.

Ancaman terbesar dari kebangkitan kaum fundamentalis menurut Kaufmann adalah ancaman kultural, mereka dapat menggantikan rasio dan kebebasan dengan fanatisme moral yang akan berdampak di segala bidang. Ancaman itupun menurutnya masih lebih merupakan persepsi ketimbang kenyataan. Liberalisme sekuler, kata Kaufman,  sedang mengalami keruntuhan karena sarat dengan kontradiksinya sendiri. Bukannya membuat dunia lebih adil, teori-teori keadilan liberal telah melipat gandakan ketidakadilan. Pasar bebas hanya menumpuk kekayaan di tangan segelintir orang. Negara-negara sedang berkembang tersisih dan diperbudak. Nilai prediksi ajaran mereka adalah nol besar.
Mereka yang selama ini merasa bahwa agama tidak lagi layak-jual  dan menyangka kaum agama akan punah, mungkin akan terkejut melihat pegeseran demografi saat ini. Kaum fundamentalis justru siap mengambil alih dunia dan mengubur hantu liberalisme. Begitu kata Eric Kaufmann.

Jadi siapakah gerangan yang lebih berpotensi mewarisi dunia? Kaum liberal-sekuler dengan ajaran kebebasan dan rasional mereka, atau kaum fundamentalis dengan fanatisme moral mereka? Ataukah modernisme juga akan melunturkan cita-cita kaum fundamentalis? Entahlah. Alqur’an mengatakan dalam Surat al-Anbiya ayat 105 bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba Allah yang saleh”. Saya percaya!

06/04/13

MUNGKINKAH UMAT ISLAM AKAN PUNAH?



MUNGKINKAH UMAT ISLAM AKAN PUNAH?
Oleh: Jum’an

Nadia mempunyai enam saudara kandung: dua laki-laki dan empat perempuan yang semuanya sudah berkeluarga. Ia mempunyai dua orang anak, enam saudaranya yang lain masing-masing juga mempunyai dua atau tiga anak, sedangkan seorang saudara perempuan lainnya memilih menjadi wanita karir, hampir berakhir masa suburnya belum juga mau menikah. Begitulah Nadia hanya melahirkan dua anak sementara ibunya melahirkan 7 anak; suatu penurunan angka kelahiran yang tajam. Akibatnya Nadia banyak saudara tetapi miskin anak. Mungkin bukan hanya keluarga Nadia tetapi banyak juga keluarga kita yang bernasib sama, bahkan merupakan trend nasional  sebagai dampak keberhasilan keluarga berencana yang kita banggakan. Salah seorang karyawati dikantor saya yang dua kali hamil berturut-turut dalam waktu tidak lama, menjadi cemoohan sinis dalam bisik-bisik diantara kami. Mau dikasih makan apa? Menyemai benih pengemis, ejek yang lainnya.

Menurut laporan terbaru Komisi Pusat Perencanaan Maroko, trend tingkat kelahiran di Maroko telah menurun secara dramatis dari 4.5 anak per-wanita pada 1987 turun menjadi hanya seperohnya yaitu 2.4 anak per-wanita pada 2010. Di Turki tingkat kelahiran saat ini hanya 1,5 anak per-wanita, turun dari 6,5 anak per-wanita satu generasi sebelumnya, jauh dibawah angka kesimbangan untuk regenerasi. Kesuburan wanita Iran, hanya dalam satu generasi telah menurun hampir 6 anak per-wanita dari 7,5 menjadi hanya 1,5 anak per-wanita. Disana kebanyakan orang mempunyai 6 atau 7 saudara tetapi hanya memiliki  1 atau 2 anak saja. Orang Arab diwilayah Yudea dan Samaria  generasi yang lalu mempunyai rata-rata 8 anak, sementara sekarang hanya 3, sama dengan tingkat kesuburan orang Israel. Di Pakistan kesuburan menurun lebih dari 3 anak per-wanita. Sedangkan di Mesir dan Indonesia menurun 4 anak per-wanita (mungkin dari 7 manjadi 3 seperti  di keluarga Nadia).  

Data angka penurunan kelahiran diatas dimuat dalam buku David Goldman “How Civilization Die”  2011 yang lalu. Goldman adalah seorang penulis Yahudi Amerika pendukung Israel tulen yang opini dan analisanya dapat kita duga. Buku ini membahas tentang runtuhnya demografi, angka kelahiran yang menurun secara dramatis dan meningkatnya populasi lanjut usia, tidak hanya di Eropah tetapi, diluar kesadaran kita, juga di banyak dunia Muslim. Terlepas dari analisa dan opini penulisnya yang anti Islam,  fakta tentang penurunan angka kelahiran di beberapa negara Islam diatas sungguh mengagetkan dan menakutkan. Banyak negara-negara Islam yang tingkat kelahiran penduduknya menurun hampir serendah negara-negara Eropah. Akibat runtuhnya tingkat kelahiran, sebagian besar Eropah sekarang “berada pada jalur sengaja menuju kepunahan”. Eropah, meskipun dalam kemunduran mungkin memiliki sumber daya untuk mendukung populasi yang menua. Tetapi negara-negara Islam yang miskin, populasi yang menua berarti sebuah peradaban diambang kehancuran. Penyusutan populasi bukanlah kabar baik seperti pendapat beberapa pengamat.Tanpa orang muda yang cukup untuk mempertahankan tingkat produksi dan mendukung penduduk usia lanjut yang makin banyak, penurunan angka kelahiran menimbulkan ancaman terhadap stabilitas dunia yang lebih mengerikan dari skenario kiamat yang disebabkan ledakan penduduk

Menurut Goldman orang-orang yang beriman memiliki lebih banyak anak dan orang-orang sekuler memiliki sedikit atau tidak sama sekali sehingga para pengamat liberal merasa ketakutan bahwa kelak dunia akan diwarisi oleh mereka.  Memang benar bahwa kelahiran dinegara Muslim jauh melebihi angka kelahiran di Barat, tapi sebagian besar dunia Islam menyusul krisis demografi Barat dengan kecepatan yang mengejutkan. Negara-negara muslim terpelajar seperti Iran, Turki, Aljazair, Tunisia dll, angka kelahirannya menurun dibawah tingkat kestabilan. Goldman berpendapat bahwa peradaban tanpa keyakinan agama yang kuat akan kehilangan keinginan untuk berkembang biak. Menurutnya orang bertahan hidup ketika hidup mereka ditopang oleh makna yang mengatasi kematian baik melalui keyakinan tetang hidup yang kekal ataupun keyakinan atas kelestarian budaya mereka. Ketika sumber makna itu layu, orang merangkul kematian melalui keengganan membiak, nafsu dan perang. Mereka berhenti memiliki anak, mengkusamkan indra mereka dengan alkohol dan obat obatan, menjadi sedih dan terlalu sering mengabaikan diri sendiri.

Kisah punahnya suatu peradaban (seperti kaum Ad dan Tsamud) yang hidup pada abad ke 20 dan abad 8 sebelum Masehi banyak disebut-sebut dalam Alqur’an. Bahkan dalam surat Al-Maaidah ayat 54 dan surat Muhammad ayat 38 Allah mengingatkan orang-orang yang beriman, apabila mereka berpaling, akan digantikan dengan ummat yang baru, yang lebih cinta kepada Allah dan dicintai Allah. David Goldman melihat tanda-tanda kearah itu, bukan saja bagi umat Islam tetapi juga umat-umat dan peradaban yang lain. Wallohu a’lam ……………