KAKEK
DAN CUCU SALING MENYEHATKAN
Oleh:
Jum’an
Cucu adalah sumber kebahagiaan, kemesraan dan kegembiraan:
boleh ditimang-timang tidak usah harus memandikan, boleh disayang-sayang tanpa
harus menyekolahkan. Megasuh dan mendidik adalah kewajiban orang tuanya. Cucu adalah
sepenuhnya balas-jasa dari anak kita tanpa mengurangi haknya sebagai ayah-ibu. Berkah
dari Sang Pengasih untuk disayang dan ditimang. Cucu adalah sumber keceriaan yang instan, penenteram resah
dan gelisah, obat rindu dan hiburan diusia senja. Anak dan menantu mungkin lusuh
dan kumuh tetapi cucu selalu baru dan segar. Perjalanan jauh dan melelahkan tidak
mengapa demi bertemu cucu. Cucu adalah kompensasi dari Tuhan untuk kita yang menua.
Kakek yang baik baik selalu punya tinggalan untuk cucunya. Demikian pula
sebaliknya. Bagi cucu, keluarga tanpa nenek tidaklah
aci. Kakek dan nenek itu orang tua ya, guru ya
dan teman main juga ya. Kakek dan nenek yang berambut seputih perak dan berhati
emas; murah dengan pelukan dan ciuman, nasehat dan juga kue dan oleh-oleh.
Nenek pasti sudah menunggu saya dari tadi, tak sabar saya untuk memeluknya. Tempat terbaik bagi cucu yang bersedih adalah dipangkuan kakek. Yang kita
butuhkan semua ada di persediaan kakek dan berlimpah: cinta tanpa syarat,
kebaikan, kesabaran, dongeng yang mempesona, perlindungan, kenyamanan dan
pelajaran dalam hidup. Dan yang paling penting oleh-oleh dan hadiahnya. Menjadi
kakek cukup membebaskan seseorang dari dari tanggung jawab sehingga ia boleh berteman
saja dengan cucunya. Kata orang Amerika, tidak pernan ada koboi yang dapat mencabut
pistol secepat kakek mengeluarkan potret cucunya dari dompet untuk dipamerkan. Anda
akan merasakan sendiri betapa eratnya tangan mungil mereka menggenggam jari kakeknya.
Itu mungkin nostalgia yang dilebih-lebihkan. Tetapi
penelitian ilmiah membuktikan bahwa kakek-nenek dan cucu-cucu, mereka
benar-benar memainkan peranan penting dalam saling menjaga kesehatan mental
masing-masing. Penelitian
oleh Boston College selama 20 tahun menemukan bahwa kwalitas
hubungan antara kedua generasi itu memiliki dampak yang nyata dan terukur
terhadap kesehatan mental mereka. Hasil penelusuran kesehatan mental dari 376
kakek-nenek dan 340 cucu antara 1985-2004 menunjukkan bahwa kakek-nenek dan cucu-cucu mereka yang sudah
dewasa yang tetap merasa saling dekat secara emosional, memiliki gejala depresi
yang lebih sedikit. Sekarang ketika harapan hidup rata-rata telah banyak
meningkat, hubungan kakek-nenek dengan cucunya bertambah penting karena mereka hidup
berdampingan dalam waktu yang lebih lama sehingga dampak positip hubungan
mereka dapat menjadi dukungan bagi seluruh kehidupan masyarakat. Sekarang anda mungkin berusia 30
atau bahkan 40 tahun tetapi masih mempunyai kakek atau nenek yang masih sehat.
Ini merupakan fenomena baru dalam sejarah; zaman dulu jarang ada yang demikian.
"Para
anggota keluarga, seperti kakek, nenek dan cucu memberikan manfaat penting dalam
kehidupan sehari-hari satu sama lain sepanjang masa dewasa," kata peneliti
Sara Moorman, profesor sosiologi di Boston College. Selain pengaruh positip kesehatan
mental bagi kakek-cucu yang mempunyai hubungan emosional yang dekat, penting
bagi kakek-nenek untuk membalas nikmat yang mereka terima dari cucu mereka. Kebanyakan
kakek-nenek dalam penelitian itu berharap untuk dapat membantu cucunya bahkan
ketika sang cucu tumbuh dewasa, kata Moorman. Di antara kakek-nenek yang merasa
mandiri, memberikan nasihat untuk cucu mereka dan sesekali membeli hadiah untuk
mereka atau mengajak makan di restoran; dan mereka memiliki gejala depresi
lebih sedikit, dibanding mereka yang tak pernah membalas kebaikan cucunya. Penelitian
ini juga menemukan bahwa penting bagi cucu untuk menjaga agar kakek mereka
tetap merasa mandiri, mengadakan hubungan timbal balik yang sportif untuk
menghindari efek negatif dari penuaan terhadap kesehatan mental dan emosional
orang tua. Perasaan mandiri, perasaan berharga dan perasaan dibutuhkan adalah
bermanfaat bagi semua orang. Jadi biarkan kakek membelikan baju baru untuk anda
meskipun dari mengumpulkan sisa uang pensiunnya yang pas-pasan dan tahu gaji
anda belasan juta..
Menurut
sebuah studi ekstensif di Inggris, keeratan hubungan antar anggota keluarga memang
terbukti meningkatkan kesehatan mental terutama bagi kaum pria. Penelitian itu merupakan bagian dari Studi Pembangunan Anak
Nasional di Inggris dan dimuat dalam Journal Epidemiology and Community Health
22 Agustus 2013.