JILBAB NINJA DAN JILBAB SEKULER
Oleh: Jum’an
Ini untuk ketiga kalinya saya menulis pandangan orang tentang
jilbab. Pertama berjudul Bagaimana
Rasanya Tidak Pakai Jilbab, tentang pengalaman Nadia El-Awady dari
Cairo, President World Federation of Science Journalist ketika mencoba tampil didepan
umum tanpa jilbab yang sudah dikenakannya selama 25 tahun. Yang kedua Revolusi
Jilbab Amerika, pandangan Profesor Leila Ahmad dari Univ. Harvard
tentang “Revolusi Damai: Kebangkitan Jilbab, dari Timur Tengah sampai Amerika”.
Berikut ini tentang model
jilbab yang disukai orang
dinegara-negara Arab dan Teluk Persia…… Anda ingat hadis Nabi ini: ”Allah tidak melihat wajah dan harta
seseorang tetapi Dia melihat kepada hati dan perbuatannya?” Setidaknya
itu berarti bahwa solat menghadap
kepada-Nya tidak perlu berpakaian modis dan mahal. Cukup yang generik dan
fungsional saja. Mungkin Rasulullah heran kalau tahu bahwa di Indonesia ada
puluhan model mukena: mukena Bali, mukena Abaya, mukena Parasut, Mukena Bordir
dan masih banyak lagi. Kalau mukena saja banyak modelnya, apalagi jilbab yang
dikenakan muslimat sehari-hari didepan umum. Pantas kalau kita bertanya mana
diantara model-model jibab yang dianggap paling pantas oleh masyarakat. Lembaga
Penelitias Masyarakat Universitas Michigan AS telah melakukan survey tentang
jilbab (niqab, hijab, burqa) di tujuh Negara mayoritas Muslim yaitu Arab
Saudi, Mesir, Pakistan, Tunisia, Irak, Lebanon, dan Turki. Survey dilakukan
2011-2013, dengan jumlah responden masing-masing Negara antara 3000-3500 orang
kecuali Saudi Arabia 2000 orang. Survei ini mengajukan pertanyaan tentang
jilbab dari penilaian visual saja. Setiap responden diberi kartu dengan enam
gambar wanita berjilbab dan diminta memilih mana yang paling tepat untuk
dipakai ditempat umum.
Ke-enam model itu adalah no.1 jilbab yang sering dipakai
di Afganistan, no.2 yang populer di Arab Saudi dan negara-negara Arab Teluk
Persia lainnya, no.3 model yang dianjurkan oleh penganut Syi'ah dan koservatif
di Iran, Irak, dan Lebanon. No.4 dan no.5 model yang dianggap paling sesuai
oleh perempuan Muslim modern di Iran dan Turki. Ada juga pilihan untuk wanita
tidak memakai jilbab sama sekali (no. 6) yang menjadi pilihan wanita sekuler di
kawasan itu.
Secara keseluruhan, sebagian besar responden menganggap
tampilan no.4 yang rambut dan telinganya tertutup oleh jilbab warna putih,
adalah yang paling tepat untuk dpakai ditempat umum, termasuk 57% respondenTunisia,
52% Mesir, 46% Turki, 44% Irak. Di Irak dan Mesir, tampilan no. 3 yang rambut
dan telinga tertutup oleh jilbab berwarna hitam adalah pilihan yang paling
populer kedua. Di Pakistan, 30% memilih
model jilbab no.2 yang hanya nampak mata seperti pakaian ninja, 31%
memilih jilbab no.3 sedang 24% memilih jilbab no.4. Di Arab Saudi, 63% memilih model
no.2 yaitu jilbab hitam yang hanya nampak mata, sementara sekitar 10% mengatakan
bahwa jilbab no.1 adalah gaya yang paling tepat dan 10% lainnya memilih no.4
yaitu jilbab putih dg rambut dan telinga tertutup dan wajah terbuka. Disisi
lain hampir setengah (49%) responden Libanon
dan 32% responden Turki serta 15% responden Tunisia setuju untuk wanita
tampil di depan umum tanpa penutup kepala sama sekali. Ini mungkin karena 27%
responden Lebanon beragama Kristen. Survey ini juga meneliti tanggapan terhadap
pertanyaan, "Apakah seharusnya wanita berhak memilih pakaian mereka
sendiri?" Jawaban yang setuju adalah 56% responden Tunisia, 52% Turki, 49%
Libanon, 47% Saudi, 27% Iraq, 22% Pakistan dan 14% Mesir. Survey ini tidak
menanyakan norma-norma apa menurut para responden yang membuat para wanita itu memilih
memakai jilbab yang lebih konservatif atau kurang konservatif di depan umum.
Norma-norma sosial, budaya atau agama. Informasi demografis, termasuk jenis
kelamin dari para responden dapat dilihat pada
(hal. 15) disini.