31/10/14

TAHUN 2038 PENDUDUK DUNIA MAYORITAS ATHEIST


TAHUN 2038 PENDUDUK DUNIA MAYORITAS ATHEIST
Oleh: Jum’an

Manusia tak henti-hentinya berusaha melucuti dan menelikung agamanya agar tunduk pada selera mereka. Anehnya mereka bersikukuh untuk tetap menganutnya sambil melemahkannya dari dalam daripada meninggalkannya. Bahkan orang-orang yang mempunyai kelainan seperti gay dan lesbian berhasil memenangkan perjuangan pernikahan sesama jenis di Amerika dan bertahan menjadi penganut Kristen. Meskipun itu kasus Kristen-Amerika kita tahu betapa fenomena seperti itu dapat merebak dengan cepat ke seluruh dunia dalam era cyber sekarang ini. Prof. Siti Musdah, dari Univ. Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan fasihnya menjelaskan bahwa homoseks adalah perbuatan halal. Mengapa tidak ia tinggalkan saja Islam dan hidup sekuler atau atheis? Tidak mungkin! Karena kesejahteraan hidupnya diperoleh dari gaji dosen dan jabatan dalam lingkungan Islam. Kecuali kalau dia bersedia pindah ke Amerika. Richard Dawkins dedengkot Atheis Amerika, dengan Yayasan Science & Reason dan Yayasan Freedom From Religion (FFRF) miliknya, mengelola Clergy Project (Proyek Rohaniawan) yang bertujuan menarik dan memberi perlindungan para pendeta, imam, rabi dan pemimpin agama lain yang mau memilih meninggalkan iman mereka dan tidak mempercayai hal-hal gaib. Mereka membantu pendeta yang ingin meninggalkan gereja serta menjamin biaya hidup mereka selama transisi dan mencarikan karir sekuler. Albert Mohler, presiden Southern Baptist Seminary menamai proyek itu potret menyedihkan dari keputus-asaan kaum atheis dan kelompok sekuler. "Mereka memuji-muji pendeta Pantekosta yang murtad yang tak berpendidikan, yang sudah menganut teologi liberal sebelum menjadi pendeta dan pengagum atheist Dawkins. Proyek Rohaniwan adalah magnet bagi pendeta penipu dan pengecut yang berbohong kepada jemaat mereka, bersembunyi di balik keyakinan agama yang mereka khianati, bersekongkol dengan kaum atheis, sambil masih tetap mempertahankan posisi dan gaji mereka dari gereja". Mohler juga menuduh Dawkins, yang mensponsori Clergy Project mencoba untuk mempermalukan gereja dan melemahkan tauhid melalui pendeta yang murtad.

Theresa MacBain, seorang pendeta Methodist yang sudah mengabdi selama 20 tahun, murtad dan menjadi atheis pada 2012. Ia telah diangkat menjadi Direktur Humas American Atheist  yg berdiri sejak 1963. Ia yang juga Wakil Direktur Clergy Project mengatakan proses hilang imannya berjalan bertahap hingga ia tidak bisa menyebut kapan ia mulai murtad. Salah satu penyebabnya adalah pemahamannya tentang Alkitab yang menurutnya kontradiktif, kurang landasan ilmiah atau sejarah dan kabur, yang setelah sekian lama ia simpulkan bahwa Alkitab tidak benar. Ia juga mempertanyakan keberadaan neraka dan sulit untuk memahami bagaimana sang Khalik tertinggi bisa menciptakan manusia yang sangat lemah dan terbatas dan menghukum mereka kekal di tempat yang mengerikan dan amat menyiksa. Selama dalam keraguan dan mencoba berjuang dengan isu-isu tersebut, ia selalu merasa bahwa hal itu akan menjadikannya seorang Kristen dan pendeta yang lebih baik. Sampai akhirnya ia menyadari bahwa bukannya demikian, tapi justru telah benar-benar menyimpang semakin jauh dan kehilangan iman sama sekali. Ketika masih aktif sebagai pendeta ia mengatakan bahwa ia menjalani kehidupan ganda sebagai pendeta dan sekaligus seorang atheis. Ia merasa senang dari hari Senin sampai Kamis. Tapi mendekati hari Minngu “saya mulai sakit perut, kepala pusing karena menyadari bahwa saya harus mengkhotbahkan hal-hal yang saya tidak lagi percaya dan merasakan kepalsuan diri saya."

Kaum atheis banyak terkonsentrasi di negara-negara ekonomi maju, khususnya negara-negara demokrasi sosial di Eropa. Di negara terbelakang, atheisme hampir tak menjadi isu. Menurut pengalaman ketika orang menjadi lebih makmur, mereka tidak terlalu khawatir kekurangan kebutuhan pokok, atau mati muda karena kekerasan atau penyakit. Dengan kata lain mereka dalam keadaan aman sehingga tidak merasa perlu untuk mengandalkan pada sesuatu yang supernatural untuk menenangkan ketakutan dan ketidak-amanan mereka. Bahwa kemakmuran menurunkan keyakinan beragama, banyak buktinya. Penelitian jelas membuktikan bahwa atheisme meningkat bersama dengan naiknya kualitas hidup. Swedia 64% rakyatnya atheis, Denmark 48%, Perancis 44% dan Jerman 42%. Sementara dikebanyakan Negara sub-Sahara kurang dari 1%. Berdasarkan pertumbuhan ekonomi, kita dapat memperkirakan kapan dunia akan menjadi mayoritas atheis. Ini logis karena perkembangan ekonomi merupakan faktor kunci yang bertanggung jawab untuk sekularisasi. Peneliti mengunakan sembilan negara yang paling atheis sebagai batu ujian yaitu  Belgia, Cekoslovakia, Denmark, Prancis, Jerman, Jepang, Belanda, Swedia dan Inggris. Kesembilan negara ini rata-rata mencapai transisi atheis pada tahun 2004 dimana 50% populasinya tidak percaya pada Tuhan. Produk domestik bruto mereka (PDB) rata-rata USD. 30.000,-  dibanding rata-rata PDB negara di dunia sebesar 11.000 dolar. Berdasarkan tingkat pertumbuhan rata-rata global dari PDB sebesar 3,33% pertahun dengan beberapa koreksi lain, seluruh penduduk dunia akan melewati ambang pintu atheisme sekitar tahun 2038.


Apakah hilangnya keyakinan agama merupakan sesuatu yang menakutkan? Bila proses kemurtadan terjadi karena kemakmuran dan kwalitas hidup seperti diatas maka negara-negara kafir itu nanti akan sangat bermoral dengan tingkat kepercayaan sosial yang tinggi, kesetaraan ekonomi, kejahatan yang rendah dan tingkat keterlibatan sosial yang tinggi. Hah? (Maaf kata kafir, murtad dan atheis  saya samakan saja untuk kemudahan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar