18/10/14

KRIMINALISASI MAKANAN BERGIZI


KRIMINALISASI MAKANAN BERGIZI
Oleh: Jum’an

Pada tahun 1958 Ancel Keys seorang ilmuwan Amerika mengadakan penelitian yang dikenal dengan Penelitian Tujuh Negara, tentang hubungan antara pola makan dan penyakit jantung di berbagai negara. Hasilnya menunjukkan bahwa negara-negara di mana konsumsi lemak tinggi, paling banyak penderita penyakit jantung. Disimpulkan bahwa makanan berlemak menyebabkan penyakit jantung. Ia tidak mnyebut-nyebut negara di mana orang banyak makan lemak, tetapi sedikit penderita penyakit jantung seperti Belanda dan Norwegia maupun dimana konsumsi lemak rendah tingkat penyakit jantung tinggi, seperti Chili. Ia melakukan tebang pilih, hanya mengambil data yang yang mendukung teorinya. Penelitian yang sangat cacat ini mendapat dukungan media dan berpengaruh besar pada pedoman pola makan Amerika dan dunia beberapa dekade sesudahnya. Para ahli nutrisi memang memiliki rekam jejak yang istimewa dalam mengutuk makanan sehat seperti daging merah, keju, minyak kelapa dan masih banyak lagi.

Contohnya yang terburuk adalah propaganda anti telur yang kebetulan mengandung banyak kolesterol dan karena itu dianggap meningkatkan risiko penyakit jantung. Padahal telur adalah salah satu makanan paling sehat di dunia. Sebutir telur yang besar mengandung 212 mg kolesterol, jauh lebih tinggi dari makanan lain. Tetapi telur dan kolesterol dalam makanan tidak mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah secara merugikan. Telur menaikkan HDL (kolesterol baik) serta mengubah LDL menjadi lebih jinak. Intinya meskipun kita telah terlanjur ketakutan selama puluhan tahun, memakan telur tidak ada hubungan apapun dengan penyakit jantung. Telur mengandung banyak antioksidan Lutein dan Zeaxanthin, yang secara dramatis menurunkan resiko gangguan mata pada usia tua. Telur sarat dengan protein berkualitas tinggi, vitamin, mineral, lemak baik dan berbagai nutrisi tambahan. Makanlah kuningnya, karena ia mengandung hampir semua nutrisi! Telur meberikan rasa kenyang dan membantu menurunkan berat badan. Telur hampir tak mengandung sehingga tidak akan menaikkan kadar glukosa darah. Walhasil telur adalah satu diantara makanan paling bergizi didunia. Selain tragedi kriminalisasi telur yang masih kita rasakan sampai sekarang, banyak sekali kebohongan, mitos dan kesalah-fahaman tentang gizi.

Sejak penelitian Ancel Keys orang merasa yakin bahwa penyakit jantung disebabkan karena mengkonsumsi terlalu banyak lemak, khususnya lemak jenuh seperti yang terdapat dalam daging, susu, keju, krim, minyak kelapa, kelapa sawit, minyak sayur dan cokelat. Hal ini didasarkan pada studi yang sangat cacat dan keputusan politik yang kini telah terbukti benar-benar salah. Tahun 2010 terbit sebuah tinjauan menyeluruh terhadap 21 studi dengan hampir 350 ribu subjek yang berkesimpulan: sama sekali tidak ada hubungan antara lemak jenuh dan penyakit jantung. Gagasan bahwa lemak jenuh meningkatkan risiko penyakit jantung adalah teori yang tak-terbukti yang entah bagaimana menjadi kebijaksanaan konvensional. Lemak jenuh menaikkan HDL (kolesterol baik) dalam darah dan merubah LDL (kolesterol jahat) menjadi jinak. Jangan khawatir untuk mengkonsumsi daging, minyak kelapa, keju, dan mentega. Studi terakhir membuktikan bahwa lemak jenuh tidak menyebabkan penyakit jantung. Makanan alami yang tinggi lemak jenuh adalah baik. Dalam bahasa Indonesia protein disebut zat putih telur. Maka sejak anak-anak saya berpikir bahwa putih telur adalah identik dengan protein. Tapi selama puluhan tahu juga saya di indokrinasi bahwa bagian kuningnya penuh dengan kolesterol yang berbahaya. Jadi sikap saya terhadap telur serasa mendua: bencinya hati ini, tetapi aku rindu. Di rumah, saya terbiasa diminta “Kuningnya buat saya” ketika saya mulai makan telur rebus, ceplok ataupun balado. Dan saya terpaksa rela hanya memakan kulitnya. Penjual jamu tahu, mereka ambil kuningnya yang berkhasiat dan putihnya dibuang karena merusak mata……..!   

Bila fungsi ginjal anda menurun, seperti yang pernah saya alami, dokter akan menjerat anda dengan diet rendah protein karena memakan banyak protein dianggap penyebab kerusakan ginjal dan tulang keropos (osteoporosis). Makan protein memang dalam jangka pendek meningkatkan pelepasan kalsium dari tulang tapi studi jangka panjang benar-benar menunjukkan efek sebaliknya. Protein justru meningkatkan kesehatan tulang dan menurunkan risiko patah tulang. Dua faktor  utama yang berisiko gagal ginjal adalah diabetes dan tekanan darah tinggi. Memakan banyak protein justru memperbaiki keduanya.

Tidak jarang pula orang menggurui kita agar berhenti minum kopi karena kata mereka, membuat jantung berdebar, hipertensi dan mengundang serangan jantung. Walhasil mereka menampilkan kopi sebagai racun berbahaya. Para ilmuwan telah mempelajari efek kopi pada berbagai aspek kesehatan dan hasilnya sungguh luar biasa. Demikian ditulis dalam Authority Nutrition dengan referensi yang lengkap. Kopi meningkatkan fungsi otak dan suasana hati, membantu membakar lemak dan meningkatkan kerja fisik, menurunkan risiko diabetes, Alzheimer dan Parkinson. Kopi merupakan pelindung terhadap gangguan hati tertentu, menurunkan risiko kanker hati sebesar 40% dan sirosis sebanyak 80%. Minum kopi menunjukkan hubungan dengan rendahnya risiko kematian khususnya bagi penderita diabetes. Kopi mengandung beberapa vitamin dan mineral dalam jumlah yang layak serta merupakan sumber antioksidan yang kaya.


Bagaimanapun, meski minum kopi dalam jumlah moderat adalah baik, minum terlalu banyak tetap berbahaya. Lagipula banyak dari penelitian diatas yang bersifat epidemiologi: hanya dapat menunjukkan hubungan, tidak membuktikan bahwa kopi adalah benar penyebabnya.  Jadi, "Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf:31)…………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar