SELAMAT BAHAGIA ORANG TUA
Oleh: Jum’an
Jika anda masukkan kalimat “I Hate Old People” kedalam
mesin pencari, anda akan banyak menemui kebencian dan kejijikan orang muda
Amerika terhadap orang tua: “Selama ini orang tua dianggap sebagai panutan bagi
generasi muda, permata didalam keluarga yang harus dihormati dan dijaga. Bah!
Orang tua adalah bisul dipantat, beban masyarakat. Saya muak melihat sosok dan
tingkah mereka. Kusut, ceroboh, linglung, bau sampah, bikin repot dan tidak
berguna. Peduli apa dengan mereka!.... Aku benci orang tua! Negri ini penuh
dengan orang tua terkutuk tak berguna yang tidak berkontribusi apa-apa untuk
masyarakat dan mengharapkan kita untuk menghormati mereka karena mereka terlalu
lemah, lelah, rentan, dan tidak mampu menyeka pantat mereka sendiri. Siapa yang
butuh mereka? Menurutku
kita bunuh saja semua orang di atas usia 85 dan jual rumah mereka untuk
biaya mahasiswa sehingga membuat dunia lebih baik. Orang-orang tua memang
menyebalkan! Mereka jelek
dan berbau aneh, terutama orang perempuan dan celakanya umur mereka
panjang-panjang….. Betapa angkuh dan sombongnya. Mengapa jijik dan benci kalau
giliran mereka juga akan tiba? Orang tua memang menurun fisik dan memorinya.
Organ tubuh mereka banyak yang tidak koperatif lagi dan kurang berfungsi.
Kaku sendi, otot melemah, penglihatan memudar, ditambah dengan penghinaan semena-mena
dunia modern terhadap mereka. Semua orang akan menua. Suatu saat dalam hidup,
kita terpaksa membiarkan sesuatu terlepas, menangisi yang hilang dan menggeliat
bangkit untuk meneruskan pejalanan. Tetapi jangan salah. Sekali lagi jangan
salah! Hidup bukanlah sebuah jalan yang terus menurun dari dataran tinggi yang
terang menuju lembah kematian.
Tidak seperti diyakini banyak orang bahwa orang tua itu mudah
tersinggung dan pemarah, penelitian menunjukkan, orang menjadi lebih bahagia
ketika sudah tua. Penelitian
Univ. Warwick (UK) terhadap lebih dari 10.000 orang membuktikan bahwa
tingkat kebahagiaan manusia berbentuk huruf U dengan titik yang terendah pada
usia sekitar 45 tahun, kemudian naik lagi. Peneliti Dr. Saverio Stranges
mengatakan, meskipun kualitas fisik manusia menurun setelah usia pertengahan,
kepuasan mental justru meningkat. Kebanyakan orang hidup ceria sampai usia 20
tahun. Lalu menurun sampai usia pertengahan yang dikenal sebagai krisis paruh
baya yaitu pada umur 45 – 50 tahun. Rata-rata secara global pada usia 46 tahun.
Itu hal biasa. Yang mengejutkan adalah yang terjadi sesudah itu. Meskipun
karena menua orang kehilangan miliknya yang berharga seperti vitalitas,
ketajaman mental dan penglihatan, mereka ternyata memperoleh apa yang dicari
orang dalam hidup selama ini yaitu kebahagiaan. Ini dapat disebabkan oleh
kemampuan mereka mengatasi sesuatu dengan lebih baik, yang menurut penelitian
sebelumnya, orang tua memang enderung memiliki mekanisme internal yang lebih
baik untuk menangani situasi negatif dibanding orang yang lebih muda. Dapat
juga oleh menurunnya harapan dari kehidupan, dimana orang tua tidak lagi
bersedia memaksa diri dalam bidang pribadi maupun pekerjaan. Banyak penjelasan
mengapa grafik kebahagiaan berbentuk huruf U tetapi menurunnya ambisi dan penerimaan
kenyataan apa adanya, merupakan penyebab yang dominan.
Para
peneliti dari Univ. Auckland membandingkan dua kelompok
usia 19 -31 dan usia 61- 80 tahun. Mereka menemukan bahwa otak orang tua
mempunyai kecenderungan sangat kuat untuk memproses informasi positif dibanding
otak orang muda. Orang tua memandang dunia melalui kacamata berwarna mawar,
lebih mengingat yang baik daripada yang buruk. Pengalaman yang membuat kita merasa
bahagia ternyata berubah seiring bertambahnya usia kita. Hasil
riset Univ. Brown menunjukkan bahwa sementara orang muda cenderung mencari
dan sangat menghargai pengalaman yang luar biasa seperti - seperti berkelana,
jatuh cinta atau mencari sensasi, yang dapat membantu memperbesar jati diri
mereka - orang tua memberikan nilai lebih tinggi pada pengalaman biasa dan
kesenangan sehari-hari, dan memperoleh identitas dari jenis pengalaman ini.
Semakin tua, orang semakin menghargai hal-hal kecil.
Dalam artikel Majalah The Economist
tentang usia dan kebahagiaan disebutkan bahwa kenikmatan dan kebahagiaan
menurun selama usia pertengahan, kemudian naik; stres meningkat selama awal
20-an, kemudian menurun tajam; kekhawatiran memuncak pada usia pertengahan, dan
menurun tajam sesudah itu; kemarahan menurun sepanjang hidup; kesedihan sedikit
meningkat pada usia pertengahan, dan setelah itu turun. Orang
tua, karena menyadari lebih dekat dengan kematian, mereka lebih hidup untuk
saat ini, fokus pada hal-hal penting sekarang -seperti perasaan- dan kurang
pada tujuan jangka panjang. Orang muda menyangka, alangkah menakutkannya
mendekati kematian. Tetapi orang tahu apa yang paling penting dengan niat
memanfaatkan sisa usia sebaik-baiknya. Kebanyakan orang tua memutuskan untuk
menerima kekuatan dan kelemahan mereka, apa adanya dan melepaskan harapan untuk
misalnya menjadi orang yang terkenal atau berkedudukan. Alangkah leganya
merasakan sensasi ketika kita menyerah berjuang untuk tetap tampak muda dan
ramping. Tak usah mengecat rambut dan diet langsing yang menyiksa. Penerimaan
ketuaan adalah sumber kelegaan yang membahagiakan. Orang yang lega dan bahagia
sembuh lebih cepat dari penyakit dibanding mereka yang cemas dan ambisi. Jadi
meskipun orang tua cenderung kurang sehat daripada yang lebih muda, kebahagiaan
mereka membantu melawan kerapuhan.
"Sungguh kenyataan yang sangat menggembirakan. Kita
bisa berharap lebih bahagia pada usia 80-an dibanding ketika usia 20-an"
kata Andrew J. Oswald, profesor psikologi di Universitas Warwick. "Dan itu
bukan didorong oleh hal-hal yang terjadi dalam hidup. Tetapi oleh sesuatu yang
sangat dalam dan sangat manusiawi." Pandangan tentang penuaan adalah penting. Jika orang muda memprediksi masa tua
yang sengsara, mereka dapat membuat keputusan berisiko, tidak peduli menjaga
diri karena untuk apa kalau toh masa tua mereka tidak akan bahagia. Sebaliknya,
melebih-lebihkan betapa kesenangan masa muda dapat menyebabkan nostalgia yang
berlebihan pada usia tua, sehingga kurang menghargai nikmat-nikmat yang
dialami. Selamat. Berbagaialah Orang Tua….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar