20/12/14

PENGAMPUNAN UNTUK RASIALIS PANUTAN


PENGAMPUNAN UNTUK RASIALIS PANUTAN
Oleh: Jum’an

Mark Wahlberg adalah aktor dan produser Hollywood yang sukses. Anak bungsu 9 bersaudara dari keluarga pekerja di Massachusetts; sekarang berusia 43 tahun. Bapak dari empat anak, kaya dan mapan, relijius dan pemurah. Ia tinggal rumah mewah 14 juta dollar di Baverly Hills lengkap dengan bermacam fasilitas olah raga dan hiburan. Diluar bisnis film dan televisi ia mempunyai sejumlah restoran “Wahlburgers” serta perusahaan pengelola keuangan. Tidak disangka nasibnya sebaik itu. Ia putus sekolah pada umur 14 tahun lalu menjadi anak jalanan yang liar mencuri dan menjual obat-obat terlarang; tumbuh brutal, arogan dan rasialis. Sekarang Mark bukan saja baik, tetapi juga berniat menjadi relawan sebagai pasukan cadangan di Kepolisian Los Angeles. Bagi mereka yang hanya mengenal Mark Wahlberg sesudah jaya, hal itu tidak mengherankann tetapi mereka yang tahu asal-usulnnya akan lain. Ada satu kendala yang merintangi niat baiknya. Mark memiliki sejarah kriminal, terutama kejahatan rasial dari masa remajanya di Boston. Sekarang, ia ingin menghapus semua noda itu sama sekali. Dia memohon Dewan Pengampunan Massachusetts untuk menghapus bukti-bukti kejahatannya dari catatan publik. "Saya telah mendedikasikan diri untuk menjadi warga negara yang lebih baik sehingga saya bisa menjadi panutan bagi anak-anak saya dan orang lain," katanya dalam permohonan itu. "Menerima pengampunan akan menjadi pengakuan formal bahwa saya bukan lagi orang jahat.” Mark bukan hanya ingin membersihkan namanya, tetapi juga belasan tato yang diukir disekujur badannya. Menghapus tato adalah sesuatu yang menyakitkan, serasa disiram minyak panas. Tato Bob Marley di bahu kiri Mark sudah 30 kali dicoba dihapus tetapi belum hilang padahal kata dokter, 5-7 kali datang saja akan beres. Dia selalu membawa dua dari 4 anaknya - untuk melihat dia terbakar oleh laser, sebagai pelajaran agar mereka tidak bodoh berhias tato seperti ayahnya. Tato adalah cacat paling ringan yang dibuat Mark. Yang lain-lainnya jauh lebih serius dan lebih sangat kriminal.

Kejahatan rasial pertama terjadi saat Mark berusia 15 tahun dan sudah kecanduan narkoba. Dua hari berturut-turut ia dan gengnya mengincar sekelompok murid kulit hitam, menyerang dan melecehkan mereka. Pada 15-6-1986 Mark dan tiga remaja kulit putih lain mengejar Jesse Coleman (12 th) dan dua saudaranya ketika mereka pulang sekolah dan meneriaki mereka: "Kami tidak suka negro hitam disini. Minggat kalian jauh-jauh!" Mereka terus mengejar sambil berteriak "Bunuh Negro! Bunuh Negro!" Mereka melempari ketiga kakak-beradik itu dengan batu. Ketika sampai di kedai Burger King mereka menghilang takut dilihat orang banyak. Keesokan harinya, ketika Jesse berjalan ke pantai bersama teman-teman sekelasnya, Mark dan gengnya membuntuti dari belakang. Dalam perjalanan pulang, mereka  mulai meneriakkan penghinaan rasial pada di anak-anak itu; sambil memanggil lebih banyak lagi teman-temannya untuk bergabung dan melempari batu, diantaranya mengenai guru wanita berkulit putih. Dua tahun kemudian, tahun 1988 Mark mengalihkan sasaran kebenciannya terhadap orang Asia. Pada 8 April, Thanh Lam yang sedang berjalan kerumahnya dipukul dengan batang kayu oleh Mark Wahlberg sampai pingsan, sambil mengumpat dan menyebut Thanh "Vietnam Sialan!" lalu ditinggalkan terkapar begitu saja. Mark kemudian mengejar pria Vietnam lain bernama Hoa Trinh; ia pura-pura merangkul mau minta tolong tetapi lalu menjotos mata pria itu, sampai tersungkur dan Trinh akhirnya buta sebelah mata untuk selamanya. Semua kejahatan itu tercatat dalam dokumentasi negara dan Mark mengakuinya secara terbuka. Ia dihukumum 2 tahun penjara, tetapi hanya menjalaninya selama 45 hari lalu dilepas.

Sebuah organisasi Etnis Asia dan Kepulauan Pasifik di Amerika telah mengajukan petisi menentang pengampunan  yang diminta oleh Mark Wahlberg: "Kami menuntut Dewan Pengampunan dan Gubernur Massachusetts untuk menolak pengampunan bagi kejahatan rasial Mark Wahlberg. Memberikan pengampunan merupakan penghinaan terhadap keadilan dan tidak menghormati para korban kejahatannya." Menurut Nam Pham, tokoh masyarakat Vietnam di Boston,  Mark Wahlberg harus meminta maaf langsung kepada Thanh Lam, dan Hoa Trinh, orang Vietnam yang dia siksa 25 tahun yang lalu. Orang-orang yang dulu termasuk murid-murid kulit hitam yang menjadi korban juga menentang permintaan pengampunannya itu. Tetapi Emmett Folgert, pendiri organisasi sosial pemuda di Boston, mengatakan kemampuan Wahlberg untuk melewati kejahatannya dan mencapai sukses besar merupakan sumber inspirasi. "Dia adalah panutan bagi siapa saja yang berasal dari golongan berpenghasilan rendah dan berhasil sukses," kata Folgert, yang mengenal Mark sejak ia masih anak nakal 13 tahun. Wahlberg banyak menyumbang organisasi itu secara teratur dan setiap tahun mengirimkan ratusan anak-anak disana ke pusat-pusat pelatihan, kata Folgert. "Dia benar-benar layak untuk diampuni. Lihatlah jasa-jasanya."


Mengingat rasialisme yang berakar sangat kuat dalam sejarah budaya dan politik Amerika, kasus Mark Wahlberg menjadi sulit (atau justru mudah) untuk diramal bagaimana akhirnya nanti. Orang yang sudah bertobat memang layak diampuni, tetapi siapa yang tahu isi hatinya? Ia mungkin telah jenuh dengan dunia film dan memerlukan “surat bekelakuan baik” untuk melangkah menjadi politisi atau gubernur seperti Arnold Schwarzenegger atau Ronald Reagan. Patut diduga ia akan mendapat pengampunan karena dia dianggap “The Real American”. Tunggu saja beritanya kalau berminat…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar