06/03/16

ISIS DAN LGBT


ISIS DAN LGBT
Oleh: Jum’an

Dalam pidato kenegaraan memperingati 20 tahun konstitusi Rusia (Des 2013) di Kremlin, presiden Vladimir Putin mengajak bangsa Rusia untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional dari sikap Barat yang terlalu liberal terhadap kaum homo. Ia menggambarkan Rusia sebagai benteng terakhir dunia dari negara-negara yang cenderung menghancurkan nilai-nilai tradisional dalam kehidupan. Rusia akan mempertahankan diri dari yang disebut toleransi tanpa gender dan sia-sia, yang menjadikan baik dan buruk menjadi setara. Di banyak negara saat ini, norma-norma moral dan etika sedang diusik; tradisi nasional, perbedaan bangsa dan budaya sedang dihapus. Sekarang kaum homo bukan hanya menuntut pengakuan yang layak dari kebebasan moral, pandangan politik dan kehidupan pribadi, tetapi juga pengakuan wajib kesetaraan kebaikan dan kejahatan, yang secara inheren merupakan konsep yang bertentangan. Sebaliknya, semakin banyak orang di seluruh dunia mendukung Rusia dalam membela nilai-nilai tradisional. Demikian diantara pidato presiden Putin.

Pada 2013 Rusia telah mengesahkan undang-undang propaganda gay yaitu larangan mempertunjukkan perilaku yang terlihat "mempromosikan" homoseksualitas kepada anak-anak. Termasuk didalamnya pidato publik, menulis atau demonstrasi yang menyetarakan hubungan kaum homo dengan orang yang normal. Karena undang-undang ini dianggap kurang efektif, pada Januari 2016 Rusia menyiapkan undang-undang baru yang melarang semua penampilan kemesraan antara orang-orang gay di seluruh negeri - seperti berciuman atau bahkan berpegangan tangan- dapat dikenakan denda atau hukuman penjara dua minggu. Menurut  anggota DPR (Duma) Ivan Nikitchuk, homoseksualitas adalah ancaman besar bagi setiap orang normal, yang dapat mempengaruhi anak-anak cucu, dan dengan demikian merusak ras. Hukum di Rusia telah membuat kaum homo (LGBT) makin sulit unntuk hidup secara terbuka.

Ketika presiden Putin berpidato pada peringatan 20 tahun konstitusi Rusia diatas, pemimpin spiritual Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill (nama asli Vladimir M. Gundyaev) hadir, duduk di kursi tengah pada bais paling depan. Ia mempunyai pendapat yang lebih mendasar bahkan unik tentang kaum homo. Antara lain ia menyatakan bahwa hubungan sesama jenis adalah tanda akan datangnya Kiamat dan mendesak orang untuk berbuat lebih banyak untuk memerangi munculnya hak-hak kaum gay. “Ini adalah gejala apokaliptik sangat berbahaya, dan kami harus melakukan segala sesuatu dalam kekuasaan kami untuk memastikan perbuatan dosa ini tidak akan pernah disetujui di Rusia oleh hukum negara, karena itu berarti bahwa bangsa ini telah mengkuti jalan penghancuran diri" Sangat mengerikan ketika banyak-negara mulai membenarkan dosa dan mengatur itu menjadi undang-undang. Sesepuh Gereja Ortodoks Rusia itu bahkan berpendapat bahwa penerimaanhomoseksualitas yang makin meningkat sebagai penyebab kebangkitan ISIS.

 Ia mengaku tidak terkejut bahwa banyak kaum muslim berbondong-bondong masuk ISIS 'negara sok Islam’ sebagai cara melarikan diri dari "peradaban tak berTuhan" yang merayakan acara-acara seperti Gay Pride. Ia mengatakan, ISIS sedang menciptakan sebuah peradaban yang baru dibandingkan dengan peradaban yg sudah mapan yang tidak berTuhan, sekuler dan bahkan radikal dalam sekularisme . Parade kaum homo dibiarkan tapi sejuta demonstran Kristen Perancis yang membela nilai-nilai keluarga dibubarkan oleh polisi, Peradaban kafir kini sudah mencapai kematangan, maka tidak aneh kalau mereka yang menentang ide-ide liberal dan sekuler akhirnya bergabung organisasi teror.

"Lihatlah bagaimana Barat membangun dunia - dunia yang tidak suci - tapi kami mengajak Anda untuk membangun dunia Allah ... dan mendapat respon dari para pendukung ISIS; mereka yakin hidup mereka adalah untuk Allah. Patriark Kirill percaya bahwa mereka yang berbondong-bondong masuk dalam organisasi terror yang secara sepihak mengaku sebagai khilafah Islamiah itu, adalah orang-orang tulus yang melakukannya dengan alasan semata-mata demi agama. Khilafah adalah masyarakat yang berorientasi di sekitar iman dan Tuhan di mana orang mengikuti hukum agama. "Kalau para imam atau pastor menyebut hubungan sesama jenis itu dosa karena Alkitab mengajarkan demikian, kini mereka berisiko bukan hanya kehilangan kemampuan berdakwah tetapi juga mungkin akan dimasukkan ke penjara," katanya  Banyak contoh yang menakutkan bagaimana peradaban tak berTuhan berkembang , tetapi di sini mereka menarik perhatian kaum muda yang kemudian direkrut oleh para ekstrimis, tambahnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar