ISIS DAN LGBT
Oleh: Jum’an
Dalam pidato kenegaraan memperingati 20 tahun konstitusi
Rusia (Des 2013) di Kremlin,
presiden Vladimir
Putin mengajak bangsa Rusia untuk mempertahankan nilai-nilai
tradisional dari sikap Barat yang terlalu liberal terhadap kaum homo. Ia
menggambarkan Rusia sebagai benteng terakhir dunia dari negara-negara yang
cenderung menghancurkan nilai-nilai tradisional dalam kehidupan. Rusia akan
mempertahankan diri dari yang disebut toleransi tanpa gender dan sia-sia, yang menjadikan
baik dan buruk menjadi setara. Di banyak negara saat ini, norma-norma moral dan
etika sedang diusik; tradisi nasional, perbedaan bangsa dan budaya sedang
dihapus. Sekarang kaum homo bukan hanya menuntut pengakuan yang layak dari
kebebasan moral, pandangan politik dan kehidupan pribadi, tetapi juga pengakuan
wajib kesetaraan kebaikan dan kejahatan, yang secara inheren merupakan konsep yang
bertentangan. Sebaliknya, semakin banyak orang di seluruh dunia mendukung Rusia
dalam membela nilai-nilai tradisional. Demikian diantara pidato presiden Putin.
Pada 2013 Rusia telah mengesahkan undang-undang
propaganda gay yaitu larangan mempertunjukkan perilaku yang terlihat
"mempromosikan" homoseksualitas kepada anak-anak. Termasuk didalamnya
pidato publik, menulis atau demonstrasi yang menyetarakan hubungan kaum homo
dengan orang yang normal. Karena undang-undang ini dianggap kurang efektif, pada
Januari 2016 Rusia
menyiapkan undang-undang baru yang melarang semua penampilan kemesraan
antara orang-orang gay di seluruh negeri - seperti berciuman atau bahkan berpegangan
tangan- dapat dikenakan denda atau hukuman penjara dua minggu. Menurut anggota DPR (Duma) Ivan Nikitchuk, homoseksualitas
adalah ancaman besar bagi setiap orang normal, yang dapat mempengaruhi
anak-anak cucu, dan dengan demikian merusak ras. Hukum di Rusia telah membuat
kaum homo (LGBT) makin sulit unntuk hidup secara terbuka.
Ketika presiden Putin berpidato pada peringatan 20 tahun
konstitusi Rusia diatas, pemimpin spiritual Gereja Ortodoks Rusia Patriark
Kirill (nama asli Vladimir M. Gundyaev) hadir, duduk di kursi tengah pada bais paling
depan. Ia mempunyai pendapat yang lebih mendasar bahkan unik tentang kaum homo.
Antara lain ia menyatakan bahwa hubungan sesama jenis adalah tanda akan datangnya
Kiamat dan mendesak orang untuk berbuat lebih banyak untuk memerangi munculnya
hak-hak kaum gay. “Ini adalah gejala apokaliptik sangat berbahaya, dan kami
harus melakukan segala sesuatu dalam kekuasaan kami untuk memastikan perbuatan dosa
ini tidak akan pernah disetujui di Rusia oleh hukum negara, karena itu berarti
bahwa bangsa ini telah mengkuti jalan penghancuran diri" Sangat mengerikan
ketika banyak-negara mulai membenarkan dosa dan mengatur itu menjadi
undang-undang. Sesepuh Gereja Ortodoks Rusia itu bahkan berpendapat bahwa penerimaanhomoseksualitas yang makin meningkat sebagai penyebab kebangkitan ISIS.
Ia mengaku tidak
terkejut bahwa banyak kaum muslim berbondong-bondong masuk ISIS 'negara sok Islam’
sebagai cara melarikan diri dari "peradaban tak berTuhan" yang merayakan
acara-acara seperti Gay Pride. Ia mengatakan, ISIS sedang menciptakan sebuah
peradaban yang baru dibandingkan dengan peradaban yg sudah mapan yang tidak berTuhan,
sekuler dan bahkan radikal dalam sekularisme . Parade kaum homo dibiarkan tapi
sejuta demonstran Kristen Perancis yang membela nilai-nilai keluarga dibubarkan
oleh polisi, Peradaban kafir kini sudah mencapai kematangan, maka tidak aneh
kalau mereka yang menentang ide-ide liberal dan sekuler akhirnya bergabung organisasi
teror.
"Lihatlah bagaimana Barat membangun dunia - dunia
yang tidak suci - tapi kami mengajak Anda untuk membangun dunia Allah ... dan mendapat
respon dari para pendukung ISIS; mereka yakin hidup mereka adalah untuk Allah. Patriark
Kirill percaya bahwa mereka yang berbondong-bondong masuk dalam organisasi
terror yang secara sepihak mengaku sebagai khilafah Islamiah itu, adalah
orang-orang tulus yang melakukannya dengan alasan semata-mata demi agama. Khilafah
adalah masyarakat yang berorientasi di sekitar iman dan Tuhan di mana orang
mengikuti hukum agama. "Kalau para imam atau pastor menyebut hubungan
sesama jenis itu dosa karena Alkitab mengajarkan demikian, kini mereka berisiko
bukan hanya kehilangan kemampuan berdakwah tetapi juga mungkin akan dimasukkan
ke penjara," katanya Banyak contoh
yang menakutkan bagaimana peradaban tak berTuhan berkembang , tetapi di sini
mereka menarik perhatian kaum muda yang kemudian direkrut oleh para ekstrimis,
tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar