28/07/13

NAMAI ALI JANGAN KEVIN


NAMAI ALI JANGAN KEVIN
Oleh: Jum’an


Apalah artinya nama. Jika mawar diganti namanya dengan melati, baunya tidak akan berubah. Nama hanyalah label dan label tidak akan mengubah esensi. Seorang keponakan saya bernama Nadia; waktu ia dilahirkan bapaknya sedang terpesona oleh performa pesenam legendaris Rumania, Nadia Elena Comaneci. Nadia sendiri tidak tahu ketika diberi nama itu; orang tuanya yang mau. Ia hanya bisa menyandang nama itu sepanjang hayat. Sekarang sebagai seorang ibu ia meberi label anak-anaknya dengan nama yang lebih menarik dan trendy. Benarkah nama hanyalah label dan tidak merubah esensi orang yang menyandangnya? Itu hanya sentimen yang berlebihan; ilmu psikologi modern membuktikan beda. Penelitian menunjukkan bahwa nama yang diberikan kepada seorang anak yang baru lahir akan berdampak terhadap kehidupannya dikemudian hari. Ketika tumbuh dewasa ia akan terpengaruh oleh nama mereka secara langsung maupun tak langsung. Nama memiliki potensi untuk mempengaruhi kepribadian, harga diri, asmara dan bahkan kemungkinan kebiasaan merokok.

Studi oleh Intitut fur Psychologie, Max Plank Research (Berlin) dan Duke Univ, Durham USA menemukan bahwa orang-orang yang namanya dianggap positip lebih mungkin menikmati interaksi sosial yang positip, sementara orang-orang dengan nama negatif lebih mungkin mengalami penolakan masyarakat. Para ilmuwan itu berpendapat bahwa kesan awal membentuk dasar yang kuat untuk memproses informasi selanjutnya tentang seseorang. Dan nama merupakan salah satu unsur informasi awal yang kita terima ketika kita bertemu orang baru. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penolakan oleh masyarakat cenderung menurunkan harga diri, meningkatkan kemungkinan merokok, dan menurunkan tingkat pencapaian dalam pendidikan seseorang. Jika nama yang dianggap negatif memberikan kontribusi terhadap penolakan sosial, berarti orang-orang dengan nama negatif akan memiliki harga diri rendah, lebih mungkin untuk merokok, dan tidak berpendidikan maju seperti rekan-rekan mereka bernama positif.

Para peneliti memperhatikan puluhan ribu profil “kencan online” yang dibuat oleh para pengguna internet yang memakai nama yang sangat positip, agak positip dan yang berkesan negatip. Sesuai dugaan, mereka dengan nama-nama yang lebih positif menerima lebih banyak sambutan, sementara mereka yang namanya terkesan negatip lebih sedikit sambutannya. Dengan kata lain, pengajak kencan online yang namanya dianggap negatif lebih mungkin untuk ditolak. Nama favorit tentu bervariasi sesuai dengan tempat dan waktu. Tapi khusus dalam penelitian ini, user pria dengan nama yang paling positif (“Alexander”) menerima kunjungan dua kali lebih banyak dari pengguna yang namanya paling terkesan negatif ("Kevin"). Juga sesuai prediksi, orang-orang dengan nama negatif cenderung rendah diri, kurang pendidikan, dan suka merokok. Gadis lajang Jerman ternyata lebih memilih untuk tetap lajang (membujang) ketimbang memadu cinta dengan pria benama Kevin. Pantaslah ketika rakyat Inggris sibuk menebak-nebak nama “royal baby” mereka minggu lalu, Developmental Psychologist Jason Goldman menulis dalam The Guardian, menyarankan kepada Pangeran William dan isterinya Kate: Apapun yang anda lakukan, jangan beri nama putra kalian Kevin.

Dalam sejarah Islam kita mengenal tokoh Ali bin Abi Talib yaitu sepupu sekaligus menantu Rasulullah Muhammad SAW. Beliau dikenal memiliki berbagai kelebihan dalam pengetahuan, kebranian, kealiman dan kedermawanan. Beliau adalah tokoh yang namanya banyak dipakai orang. Sebuah ungkapan dalam bahasa Arab mengatakan: Namai Ali dan biarkan. Artinya dengan nama Ali saja, sudah cukup sebagai bekal menjalani hidup. Jadi, namai Ali jangan Kevin……….. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar