JIN QARIN DAN DOPPELGANGER
Oleh: Jum’an
Ketika kita merasa bimbang untuk mulai berbuat
curang, selalu hadir sosok yang membisikkan supaya kita tidak usah ragu-ragu.Kecurangamu
itu, bisiknya, toh bertujuan baik, demi anak istri. Tidak ada yang dirugikan. Allah
pasti tahu bahwa kamu kesusahan dan mensejahterakan keluarga adalah ibadah
untukNya juga. Dia tahu hatimu baik. Lagipula orang lain juga berbuat begitu;
lanjutkan saja! Sosok pembisik itu benar-benar terasa kehadirannya, akrab dan
bersahabat, suaranya hampir terdengar ditelinga kita. Sepertinya ia tahu benar
rahasia hati kita dan terasa bukan orang lain, mungkin kembaran virtual yang
selalu mendampingi kita. Sosok pembisik itulah jin Qarin. Ia benar-benar ada yang
diciptakan Allah untuk masing-masing kita, seorang satu. “Tidak ada seorang pun
diantara kalian yang tidak di tunjuknya jin pendamping (Qarin)”, kata
Rausulullah. Kelak di akhirat Qarin sang pembisik itu akan dihadirkan bersama
kita dalam sidang pengadilan “final justice”. Ketika seseorang pembangkang membela
diri dengan mengatakan bahwa sebenarnya ia disesatkan oleh pembisiknya,
Qarinnya mengelak dan mengatakan “Ya Allah, bukan saya yang menyesatkannya
tetapi dia sendiri yang memang sesat.” (surat Qaf, ayat 27). Maka
kedua-duanya akan menerima hukuman yang setimpal. Anda dapat menggugel Qarin
dari internet, menanyakannya kepada ulama atau membacanya sendiri dalam Qur’an
dan Hadis. Bahwa rasanya ada sosok lain yang ikut menghuni dalam jasad kita
pernah saya tulis dalam “Ada
Orang Lain dalam Diri Saya?” , menceritakan kembali tulisan
Ramachandran dalam The Scientific American berjudul “Hey,
Is That Me over There?”
Dalam cerita rakyat Jerman dikenal sosok
yang disebut Doppelganger (Inggris = Double Walker) yaitu kembaran diri yang
dipercaya menyertai setiap manusia di bumi. Dalam tulisannya The
True Stories of Doppelgangers, Stephen Wagner seorang penulis dan peneliti
paranormal berpengalaman menyebutkan, banyak tokoh-tokoh dalam sejarah yang mengaku bertemu atau ditemui oleh
dirinya sendiri – doppelganger mereka– atau mengalami fenomena bi-lokasi yaitu seseorang
berada didua tempat terpisah pada saat yang sama. Doppelganger tidak bisa
dibedakan dari pemiliknya dan dapat berinteraksi dengan orang lain seperti diri
yang sebenarnya. Umumnya doppelganger hanya dapat dilihat oleh pemiliknya dan
biasanya merupakan pertanda akan datangnya kematian bagi orang itu. Tetapi
kadang-kadang juga dapat dilihat oleh orang lain. Dalam kisah-kisah nyata itu disebutkan
bahwa Ratu Elizabeth I, Presiden Kennedy, serta Presiden Lincoln termasuk orang-orang
yang pernah bertemu dengan doppelgangernya. Ratu Elizabeth I terperanjat ketika
melihat dirinya sendiri berbaring ditempat tidurnya. Ia meninggal beberapa
waktu sesudah itu. Emile Sagee (1845) seorang guru perempuan, tidak pernah
melihat kembarannya tetapi murid-muridnya sering memergokinya ikut mengajar dikelas
atau berjalan dikebun diluar jendela sementara Emile mengajar. Stephen Wagner
juga meberikan beberapa contoh peristiwa dimana seseorang berada didua tempat
terpisah pada saat yang sama.
Dalam Biografi
Alm. KH. Hamim Tohari Jazuli alias Gus Miek (1940 -1993) disebutkan bahwa
ketika Kiai Romli Tamim dari Pesantren Darul Ulum Jombang, seorang mursyid
tarekat Qodiriyah meninggal pada tahun 1958, Gus Miek menolak ajakan ayahnya
untuk ikut takziah ke Jombang. Ia memilih untuk tinggal dirumah di Kediri.
Ketika sang ayah (KH. Ahmad Jazuli) sampai di Jombang ternyata Gus Miek sudah
ada disana dan keluarga Kiai Romli menjelaskan bahwa Gus Miek sudah berada di
Jombang selama seminggu menemani almarhum sebelum meninggal. Kaum santri
menyebut fenomena seperti ini sebagai karomah. Mereka mengenal berbagai karomah
kiai-kiai besar. Stephen Wagner pasti tidak merasa heran dengan kisah Gus Miek;
meskipun banyak diantara kita yang menganggapnya sebagai khurafat dan takhayul
belaka.
Qarin dan Doppelganger adalah dua fenomena
yang berasal dari dua sumber yang jauh berbeda. Qarin jelas disebut-sebut dalam
Qur’an dan Hadis sedangkan Doppelganger berasal dari cerita rakyat Jerman. Bagaimanapun
Doppelganger, menolong saya untuk memahami mengapa Gus Miek bisa berada di
Jombang dan di Kediri pada saat yang bersamaan.
Wallohu a’lam bissawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar