20/07/13

JIN QARIN DAN DOPPELGANGER


JIN QARIN DAN DOPPELGANGER
Oleh: Jum’an

Ketika kita merasa bimbang untuk mulai berbuat curang, selalu hadir sosok yang membisikkan supaya kita tidak usah ragu-ragu.Kecurangamu itu, bisiknya, toh bertujuan baik, demi anak istri. Tidak ada yang dirugikan. Allah pasti tahu bahwa kamu kesusahan dan mensejahterakan keluarga adalah ibadah untukNya juga. Dia tahu hatimu baik. Lagipula orang lain juga berbuat begitu; lanjutkan saja! Sosok pembisik itu benar-benar terasa kehadirannya, akrab dan bersahabat, suaranya hampir terdengar ditelinga kita. Sepertinya ia tahu benar rahasia hati kita dan terasa bukan orang lain, mungkin kembaran virtual yang selalu mendampingi kita. Sosok pembisik itulah jin Qarin. Ia benar-benar ada yang diciptakan Allah untuk masing-masing kita, seorang satu. “Tidak ada seorang pun diantara kalian yang tidak di tunjuknya jin pendamping (Qarin)”, kata Rausulullah. Kelak di akhirat Qarin sang pembisik itu akan dihadirkan bersama kita dalam sidang pengadilan “final justice”. Ketika seseorang pembangkang membela diri dengan mengatakan bahwa sebenarnya ia disesatkan oleh pembisiknya, Qarinnya mengelak dan mengatakan “Ya Allah, bukan saya yang menyesatkannya tetapi dia sendiri yang memang sesat.” (surat Qaf, ayat 27). Maka kedua-duanya akan menerima hukuman yang setimpal. Anda dapat menggugel Qarin dari internet, menanyakannya kepada ulama atau membacanya sendiri dalam Qur’an dan Hadis. Bahwa rasanya ada sosok lain yang ikut menghuni dalam jasad kita pernah saya tulis dalam “Ada Orang Lain dalam Diri Saya?” , menceritakan kembali tulisan Ramachandran dalam The Scientific American berjudul “Hey, Is That Me over There?”

Dalam cerita rakyat Jerman dikenal sosok yang disebut Doppelganger (Inggris = Double Walker) yaitu kembaran diri yang dipercaya menyertai setiap manusia di bumi. Dalam tulisannya The True Stories of Doppelgangers, Stephen Wagner seorang penulis dan peneliti paranormal berpengalaman menyebutkan, banyak tokoh-tokoh dalam sejarah  yang mengaku bertemu atau ditemui oleh dirinya sendiri – doppelganger mereka– atau mengalami fenomena bi-lokasi yaitu seseorang berada didua tempat terpisah pada saat yang sama. Doppelganger tidak bisa dibedakan dari pemiliknya dan dapat berinteraksi dengan orang lain seperti diri yang sebenarnya. Umumnya doppelganger hanya dapat dilihat oleh pemiliknya dan biasanya merupakan pertanda akan datangnya kematian bagi orang itu. Tetapi kadang-kadang juga dapat dilihat oleh orang lain. Dalam kisah-kisah nyata itu disebutkan bahwa Ratu Elizabeth I, Presiden Kennedy, serta Presiden Lincoln termasuk orang-orang yang pernah bertemu dengan doppelgangernya. Ratu Elizabeth I terperanjat ketika melihat dirinya sendiri berbaring ditempat tidurnya. Ia meninggal beberapa waktu sesudah itu. Emile Sagee (1845) seorang guru perempuan, tidak pernah melihat kembarannya tetapi murid-muridnya sering memergokinya ikut mengajar dikelas atau berjalan dikebun diluar jendela sementara Emile mengajar. Stephen Wagner juga meberikan beberapa contoh peristiwa dimana seseorang berada didua tempat terpisah pada saat yang sama.

Dalam Biografi Alm. KH. Hamim Tohari Jazuli  alias Gus Miek (1940 -1993) disebutkan bahwa ketika Kiai Romli Tamim dari Pesantren Darul Ulum Jombang, seorang mursyid tarekat Qodiriyah meninggal pada tahun 1958, Gus Miek menolak ajakan ayahnya untuk ikut takziah ke Jombang. Ia memilih untuk tinggal dirumah di Kediri. Ketika sang ayah (KH. Ahmad Jazuli) sampai di Jombang ternyata Gus Miek sudah ada disana dan keluarga Kiai Romli menjelaskan bahwa Gus Miek sudah berada di Jombang selama seminggu menemani almarhum sebelum meninggal. Kaum santri menyebut fenomena seperti ini sebagai karomah. Mereka mengenal berbagai karomah kiai-kiai besar. Stephen Wagner pasti tidak merasa heran dengan kisah Gus Miek; meskipun banyak diantara kita yang menganggapnya sebagai khurafat dan takhayul belaka.

Qarin dan Doppelganger adalah dua fenomena yang berasal dari dua sumber yang jauh berbeda. Qarin jelas disebut-sebut dalam Qur’an dan Hadis sedangkan Doppelganger berasal dari cerita rakyat Jerman. Bagaimanapun Doppelganger, menolong saya untuk memahami mengapa Gus Miek bisa berada di Jombang dan di Kediri pada saat yang bersamaan.  Wallohu a’lam bissawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar