ABAD KE 21 ADALAH ZAMAN GRAFENA
Oleh: Jum’an
Tahukah anda bahwa berlian yang 100 karat (20 gram) laku sampai 20 juta dolar dan isi batang
pensil yaitu grafit yang 20 gram hanya laku beberapa ribu rupiah adalah dua bahan
yang sama? Keduanya terdiri dari atom-atom karbon yang identik sama. Hanya susunannya
saja yang berbeda. Dalam berlian, atom-atom karbon saling terikat kuat dalam
bentuk tetrahedrons tiga
dimensi, sedangkan dalam grafit, atom-atom itu saling terikat kuat dalam
lapisan-lapisan dua dimensi berbentuk cincin heksagonal (segi-enam) dimana kekuatan ikatan antara lapisan yang
satu dengan lainnya relatif lemah. Itulah yang menyebabkan sifat fisik keduanya
sangat berbeda: berlian bahan alami yang sangat keras, tembus cahaya sedang
grafit hitam, kusam, dan relatif lunak. Selain sebagai berlian dan grafit, masih
ada berapa bentuk (alotrop) dari karbon lainnya, diantaranya yang sangat
mengagumkan yaitu Grafena (Graphene).
Dalam grafena, atom-atom karbon tersusun mendatar seperti
bola bilyar di atas meja,. Mereka tersusun dalam rangkaian cincin segi-enam yang
saling bergandengan sehingga menyerupai
sarang lebah, dan membentuk lembaran tipis. Lembaran grafena ini sangat
tipis hanya setebal satu atom, jadi hanya berdimensi dua, sejuta kali lebih
tipis dari rambut manusia. Tumpukan 3 juta lapis grafena hanya setebal 1 mm. Begitu
tipis dan ringannya sehingga kurang 1 gram grafena mempunyai luas permukaan
lebih dari sebuah lapangan bola. Grafit adalah tumpukan dari jutaan lapis grafena,
keduanya mempunyai struktur atom yang berbentuk cincin heksagonal. Berarti kita
dapat memperoleh grafena dengan mengupas lapisan-lapisan grafit sampai
memperoleh satu lapisan tunggal. Grafena mempunyai sekitar 20 keunikan yang
super. Tiga diantaranya, ia 200 kali lebih kuat dari baja, lebih keras dari
berlian, 1000 kali lebih konduktif dari Silikon.
Grafena adalah benda dua dimensi yang pertama ditemukan di
dunia. Diramalkan bahwa perkembangan penemua grafena akan mengubah kehidupan manusia
memasuki abad baru. Sampai 2004 grafena baru dapat dibuat dalam skala
laboratorium. Sang penemu baru berhasil mencapai grafena setebal 10 lapis dengan
mengupas grafit menggunakan
scotch tape. Sepuluh tahun kemudian, Samsung Electronics berhasil membuat
grafena satu lapis dengan diameter 30 inci. Diperkirakan dalam beberapa dekade
mendatang grafena sudah akan merevolusi industry secara besar-besaran di banyak
bidang termasuk energi, kedokteran, komputasi dan elektronik lainnya. Atom-atom
hydrogen karena ukurannya yang lebih kecil dapat menembus membran grafena
sehingga grafena dapat digunakan untuk mengekstrak hidrogen dari atmosfer, suatu perkembangan yang bisa membuka jalan untuk membuat
pembangkit listrik tenaga hydrogen yang diserap dari udara. Dalam dunia
kedokteran grafena digunakan dalam alat penyunting DNA untuk pengobatan kanker
serta mengantar obat ketitik tertentu yang tersembunyi dalam tubuh manusia.
Grafena ditemukan 2004 oleh dua ilmuwan Universitas Manchester,
Andre Geim dan Konstantin Novoselov. Mereka memenangkan hadiah Nobel 2010 dalam
bidang fisika untuk eksperimen-eksperimen terobosan mengenai bahan dua dimensi grafena.
Saat ini grafena sedang dalam tahap pengujian penggunaannya dalam (silahkan
klik link-link ini!):
tinta, transistor, sayap pesawat terbang, chip komputer, batere, touch screen yang lentur, pelapis anti korosi, ban mobil, penawar air laut, peralatan pengaturDNA, headphones, raket tenis, antena, sel tenaga matahari, cat, jendela, pengganti jaringan tubuh, sensor kamera, penginderaan gas, memperkuat bahan-bahan, dll.
tinta, transistor, sayap pesawat terbang, chip komputer, batere, touch screen yang lentur, pelapis anti korosi, ban mobil, penawar air laut, peralatan pengaturDNA, headphones, raket tenis, antena, sel tenaga matahari, cat, jendela, pengganti jaringan tubuh, sensor kamera, penginderaan gas, memperkuat bahan-bahan, dll.
Bila abad ke 20 disebut
zaman plastik, maka abad ke 21 dapat disebut zaman grafena. Tetapi sebelum semua
aplikasi ini siap, para peneliti masih harus mengatasi berbagai tantangan
seperti studi
dari Univ. Brown yang mengatakan
bahwa grafena termasuk bahan beracun bagi manusia. Belum lagi teknologi
produksinya untuk mencapai harga ekonomis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar