PENUH KEBENCIAN SESAMA WANITA
Oleh: Jum’an
Simaklah curhat Erica Sanchez ini. Saya kutip
sebagai acuan, meskipun kesaksian seperti ini sangat lumrah dimana-mana. Erica
adalah seorang feminis, dan wartawan freelance. Katanya: pernahkah anda
(wanita) masuk kesebuah ruangan yang penuh hadirin dan melihat sejumlah wanita
yang memandang rendah kepada anda tanpa alasan sama sekali? Banyak wanita yang
merasa sering dijadikan sasaran oleh wanita lain, bukan karena kecemburuan
seksual, tapi karena rasa tidak aman dan ingin menghina. Banyak wanita merasa
sering dikucilkan oleh wanita-wanita lain. Banyak wanita bersikap kasar kepada
wanita lain tanpa alasan apapun. Erica sering berjumpa dengan wanita yang
dengan instan berupaya menunjukkan sikap merendahkan. Seolah-olah muka Erica
berlendir, seolah-olah keberadaannya mengganggu perasaan mereka. Kenapa?
Padahal saya ramah! Saya lucu! Saya orang yang baik! Mengapa kamu begitu
brengsek? Aku tidak mau bersaing dengan kamu. Aku juga tidak ingin merebut
suami kamu. Siapa tahu aku bisa menjadi temanmu”. Budaya kita mengadu domba
wanita satu sama lain. Wanita sulit bersatu sehingga tidak akan maju sebagai
kelompok. Sebagai seorang feminis Erica tak yakin bagaimana caranya menanggapi
perilaku ini. Ia merasa bingung setiap kali peristiwa itu terjadi. Keadaan ini
menyulitkan untuk bersahabat dengan wanita lain dan ia benci itu. Ia ingin
dikelilingi dan merasakan suasana “sesama wanita”; mengapa mereka membuatnya
begitu sulit? Jangan salah paham – Banyak wanita saling bersahabat dan erat -
tetapi itu jarang. Mayoritas wanita siap membenci wanita lain sejak bertemu
muka pertama kali. Pantas dikasihani bukan? Apa yang ditulis Erica sebenarnya
banyak dialami wanita dimana-mana bahwa sesame wanita memang penuh kebencian…….
Menurut
pakar psikologi Dr. Seth Meyers kebencian sesama wanita
memang berakar dalam jiwa mereka. Kalau kita dengar dan renungkan betapa
pedasnya umpatan mereka kepada wanita lain (Sikucing gatal! Sirok dalam yang
kumal!) mengingatkan kita bahwa perempuan jauh lebih kejam satu sama lain
daripada laki-laki."Pandangan wanita terhadap wanita lain lebih kritis
dari pada pandangan pria terhadap pria lain. Menurut penelitian kebanyakan mahasiswi
tidak suka berteman dengan mahasiswi lain yang nampaknya tak pilih-pilih
pasangan, dibanding mahasiswa yang tak terlalu pilih-pilih teman sesama
mahasiswa. Wanita dengan jelas menandai wanita lain yang tidak selektif dan
sekaligus memiliki keyakinan negatif tentang dirinya. Penelitian lainnya
menunjukkan bahwa wanita lebih sensitif dibandingkan pria dalam hal pengucilan,
dan ketika mereka merasa terancam akan dikucilkan, respon pertama seorang
wanita adalah mengucilkan pihak ketiga. Nicki Crick professor piskologi anak
dari Unversitas Minnesota yang telah lama meneliti masalah agresi dengan cara
merusak hubungan atau status sosial seseorang, menyatakan bahwa jenis agresi
ini lebih sering dilakukan oleh wanita ketimbang oleh pria. Menurut Crick
kemungkinan besar sikap negatif perempuan sebenarnya merupakan manifestasi dari
agresi relasional itu. Crick juga mengatakan bahwa wanita yang keji terhadap
wanita lain sering dibesarkan oleh seorang ibu yang tidak menyukai dirinya
sendiri dan juga secara umum tidak merasa hangat terhadap perempuan. Faktor
lain adalah kecemasan. Sebagian besar kebencian wanita sebenarnya berasal dari
perasaan minder dalam segi kehidupan yg mereka nilai penting; dan membela
dirinya dengan mencemooh perempuan lainnya. Dengan kata lain, karena minder dia
iri hati terhadap apa yang mereka miliki. Para wanita juga merasakan kecemasan
yang jauh lebih besar dlm hal penampilan dibandingkan pria, dan wanita merasa,
tekanan kaum pria dan media agar wanita langsing dan cantik misalnya, menjelma
menjadi bibit permusuhan sesama mereka. Lepas dari hasil penelitian, bisa
dimengerti jika perempuan merasa harus berusaha keras untuk mengamankan status
sosial apapun yang mereka dapat, dan ini kadang-kadang dapat berbentuk praktek
pengucilan wanita lain.
Menurut sasterawan Inggris abad 19 Walter Savage Landor, "Tidak
ada persahabatan yang lebih indah dan mesra seperti persahabatn antara wanita
dengan wanita (tetapi juga), tidak ada dendam yang teramat sangat dan tak
tergoyahkan seperti dendam wanita kepada wanita." Dan dendam seorang
wanita umumnya disebabkan oleh cemburu seperti dikatakan pepatah Perancis:
"Laki-laki lah yang menyebabkan perempuan tidak menyukai satu sama
lain." Pepatah lain juga mengatakan bahwa "Seorang wanita lebih kekal
dalam kebencian daripada dalam cinta". Pepatah Jerman mengatakan:
"dendam seorang wanita tidak mengenal batas. Seorang wanita ketika
terbakar oleh cinta atau benci, akan melakukan apa pun."
Melakukan apapun? Ya! Rosemary Vogel (65) dari Arizona,
ditangkap polisi karena diduga
menyuntikkan tinja ke saluran infus suaminya (66 th) yg sedang dirawat di rumah
sakit Chandler Regional Medical
Center seusai operasi jantung. Ia kepergok sedang mengakali saluran infus
suaminya, yang kedapatan mengandung zat berwarna cokelat. Hasil test
laboratorium membuktikani bahan dalam saluran infus itu adalah kotoran manusia
(tinja), yang juga ditemukan dalam alat suntik yang sudah kosong dalam tas
Rosemary; yang adalah mantan perawat yang bekerja di rumah sakit itu juga.
Tindakan cepat para perawat ternyata telah menyelamatkan nyawa pria itu. Usaha
membunuh dengan cara menyuntikkan cairan tinja kejantung suami yang sedang dalam
pemulihan dan sudah hidup bersama selama 30 tahun adalah salah satu bukti
dendam wanita yang teramat sangat……..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar