DARI MTV KE TANAH SUCI
Oleh: Jum’an
(Zaenab) Eva Ahmad (51
th) adalah seorang penulis dan mantan penyiar radio BBC. Ia blasteran antara
ibu Inggris dan ayah Pakistan. Karyanya banyak dimuat dalam media Inggris terkenal
seperti The Times, The Guardian dan berbagai harian lain. Ia sekarang tinggal
di Oxford sebagai penulis dan konsultan komunikasi. Masa remajanya dapat
dikatakan tidak bahagia. Sejak kecil ia merasa tidak suka dan ingin lari dari
Islam yang diajarkan oleh ayahnya. Menjadi orang Islam menurutnya berarti serba
jangan; semua yang menyenangkan haram. Tidak boleh bersiul, tidak boleh mengunyah
permen karet, naik sepeda, nonton acara tangga lagu-lagu, tidak boleh
berpakaian ketat atau terbuka, tak boleh berdandan, tidak boleh makan dijalan,
menaruh tangan di saku, memotong rambut atau melukis kuku. Tak boleh banyak tanya,
tidak boleh memelihara anjing untuk mainan. Duduk disebelah pria, berjabat
tangan atau saling memandang. Aturan dasar ini diberlakukan oleh ayahnya
sebagai upaya untuk menjadikannya muslimah yang baik. Begitu mencapai usia 18
dan masuk universitas, ia membuang seluruh paket peraturan itu dan menolak
untuk kembali ke Islam. Ia pun menghapus nama depan Zaenab (nama istri nabi)
yang diberikan orang tuanya. Pikirnya, siapa wanita merdeka masakini di Inggris
yang mau memilih kehidupan seperti itu. Belakangan pada usia lima puluh ia
terheran-heran dengan makin banyaknya wanita karir modern Inggris yang memeluk
Islam. Termasuk diantaranya Lauren Booth adik ipar Tony Blair
mantan PM Inggris. “Bagaimana mungkin mereka tertarik dengan agama yang telah
membuat saya merasa begitu hina seperti budak? Kenapa pengalaman mereka dengan
Islam begitu berbeda dengan saya?” Eva pun berusaha mengeksplorasi sebab-musababnya
dan menuangkan hasilnya di Mail Online, disini.
Sepintas kita memahami kasus Eva Ahmad. Mungkin Islam
ayahnya terlalu kaku atau ia tidak arif dalam mewujudkan niat baik dalam
mendidik anaknya. Atau Eva memang anak bengal……. Yang menarik untuk diteliti
sebab-musabanya adalah justru disaat Islam sering diidentikkan dengan terorisme
dan penindasan wanita, disaat kita melihat banyak perpecahan umat Islam, para
wanita karir rasionalis itu malah memutuskan sebaliknya untuk memeluk Islam.
Kalau tidak karena daya tarik yang luar biasa didalamnya, mustahil mereka melakukannya.
Salah satu tokoh yang menjadi subjek penelitian Eva Ahmad adalah Kristiane
Backer (49) wanita kelahiran Hamburg Jerman, seorang presenter TV,
wartawan dan penulis yang sekarang tinggal di London dengan karir di seluruh
Eropa. Ketika usia 20-an, Kristiane Backer adalah salah satu presenter pertama
di MTV Eropa. Bertahun-tahun ia berkecimpung dalam kancah musik internasional, sangat
dikagumi banyak pemirsa dan menjadi idola pers Eropa. Akrab dengan para penyanyi
tenar seperti Mick Jagger, Bono, Bob Geldof, Jim Kerr dan Cat Stevens,
Kristiane melesat ke garis depan budaya populer. Ia lancar berbahasa Jerman,
Inggris, Perancis dan Italia serta faham bahasa Arab dasar. Ia medapat
penghargaan Golden Camera dan Golden
Otto yang sangat bergengsi dari televisi Jerman. Dari 1996, ia bergiat di NBC
Eropa mengelola acara kebudayaan. Kristiane juga berbisnis event- organizer
untuk
acara-acara perdana, konferensi, dan rapat-rapat perusahaan di seluruh Eropah
serta sederet profesi yang lain. Boleh dikatakan Kristiane memiliki
hampir semua yang dicita-citakan seorang gadis Barat. Ia yang sudah menikmati kehidupan
liberal ala Barat yang dirindukan Eva Ahmad saat remaja, lalu berbalik dan memilih
memeluk Islam yang menurut Eva serba haram. Suatu ketika ditahun 92 di puncak
karirnya Kristian bertemu mantan pemain kriket legendaris Pakistan Imran Khan (sekarang
ketua partai Tahreek). Imran mengajaknya ke Pakistan di mana Kristiane merasa
sangat tersentuh oleh spiritualitas dan kehangatan dari orang-orang disana. Dengan
dukungan dari teman-teman yang dia temui melalui Imran Khan termasuk Cat Stevens
aka Yusuf Islam, Kristiane mulai membaca buku-buku tentang Islam dan secara
intelektual tertarik. Setelah melakukan penelitian untuk beberapa tahun dan
mengajukan segala pertanyaan pada para cendekiawan dan berbagai tokoh, ia ingin
mencicipi butir-butir rohani yang telah dibacanya dan secara aktif mendekatkan
diri kepada Tuhan. Jadi, meskipun secara intelektual yakin, keputusan untuk memeluk
Islam pada 1995 merupakan suatu ketetapan batin. ‘"Di Barat, kami dituntut untuk memenuhi alasan-alasan
dangkal, seperti pakaian apa yang akan dikenakan. Dalam Islam, orang melihat ke
tujuan yang lebih tinggi. Semua dilakukan untuk memenuhi ridho Allah. Itu
adalah sistem nilai yang sama sekali berbeda. Saya merasa kosong di dalam dan sadar
betapa terbebaskannya menjadi seorang Muslim.” Pengalamannya tentang ibadah
haji dan tulisannya tentang ibadah puasa dapat dibaca disini
dan disini
.
Dia mengatakan: “Di Jerman ada Islamofobi. Saya
kehilangan pekerjaan saya ketika saya pindah agama. Ada kampanye pers melawan
saya dengan sindiran tentang semua Muslim mendukung teroris - saya difitnah.”
Ia kemudian aktif di NBC Eropa. Kristiane Backer adalah seorang Muslim Eropa dengan
ciri yang khas dibanding Muslimin sejak lahir. Ia jeli dalam membedakan antara
faktor budaya dan apa yang benar-benar merupakan ajaran agama. Ia gagal menikah
dengan sorang Maroko kerena merasa sang suami mengatur menurut budaya
negerinya, bukan menurut Islam. “Sebagai seorang Muslim Eropa, saya
mempertanyakan segala sesuatu - saya tidak menerima secara membabi buta. Ia
sangat suka dengan keramahan dan kehangatan dari komunitas Muslim. London
adalah tempat terbaik di Eropa bagi umat Islam, ada budaya Islam yg indah di
sini dan saya sangat senang.”
Pada 2012 Kristiane
menerbitkan buku “From
MTV to Mecca: How Islam Inspired My Life” di Inggris. Buku laris ini berisi pengalaman
pribadinya memeluk Islam dan menjelaskan bagaimana iman akhirnya memberikan
kedamaian batin dan makna hidup yang ia cari. Edisi Jerman dan Belanda sudah terbit 2009 dan 2010. Edisi
Indonesia, Malaysia, Urdu dan Arab 2013 dan 2014. Kristiane yakin, suatu generasi baru Muslim
modern independen dapat bersatu untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Islam
bukanlah agama yang menganut kekerasan dan tidak menghargai hak-hak wanita. Kristiane
adalah global ambassador dari yayasan Exploring Islam, dan aktif dalam kampanye
anti Islamofobi. Dia ikut dalam dialog antar agama dan promosi saling
pengertian antara Islam dan Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar