02/05/14

DARI MTV KE TANAH SUCI


DARI MTV KE TANAH SUCI
Oleh: Jum’an


(Zaenab) Eva Ahmad (51 th) adalah seorang penulis dan mantan penyiar radio BBC. Ia blasteran antara ibu Inggris dan ayah Pakistan. Karyanya banyak dimuat dalam media Inggris terkenal seperti The Times, The Guardian dan berbagai harian lain. Ia sekarang tinggal di Oxford sebagai penulis dan konsultan komunikasi. Masa remajanya dapat dikatakan tidak bahagia. Sejak kecil ia merasa tidak suka dan ingin lari dari Islam yang diajarkan oleh ayahnya. Menjadi orang Islam menurutnya berarti serba jangan; semua yang menyenangkan haram. Tidak boleh bersiul, tidak boleh mengunyah permen karet, naik sepeda, nonton acara tangga lagu-lagu, tidak boleh berpakaian ketat atau terbuka, tak boleh berdandan, tidak boleh makan dijalan, menaruh tangan di saku, memotong rambut atau melukis kuku. Tak boleh banyak tanya, tidak boleh memelihara anjing untuk mainan. Duduk disebelah pria, berjabat tangan atau saling memandang. Aturan dasar ini diberlakukan oleh ayahnya sebagai upaya untuk menjadikannya muslimah yang baik. Begitu mencapai usia 18 dan masuk universitas, ia membuang seluruh paket peraturan itu dan menolak untuk kembali ke Islam. Ia pun menghapus nama depan Zaenab (nama istri nabi) yang diberikan orang tuanya. Pikirnya, siapa wanita merdeka masakini di Inggris yang mau memilih kehidupan seperti itu. Belakangan pada usia lima puluh ia terheran-heran dengan makin banyaknya wanita karir modern Inggris yang memeluk Islam. Termasuk diantaranya Lauren Booth adik ipar Tony Blair mantan PM Inggris. “Bagaimana mungkin mereka tertarik dengan agama yang telah membuat saya merasa begitu hina seperti budak? Kenapa pengalaman mereka dengan Islam begitu berbeda dengan saya?” Eva pun berusaha mengeksplorasi sebab-musababnya dan menuangkan hasilnya di Mail Online, disini.

Sepintas kita memahami kasus Eva Ahmad. Mungkin Islam ayahnya terlalu kaku atau ia tidak arif dalam mewujudkan niat baik dalam mendidik anaknya. Atau Eva memang anak bengal……. Yang menarik untuk diteliti sebab-musabanya adalah justru disaat Islam sering diidentikkan dengan terorisme dan penindasan wanita, disaat kita melihat banyak perpecahan umat Islam, para wanita karir rasionalis itu malah memutuskan sebaliknya untuk memeluk Islam. Kalau tidak karena daya tarik yang luar biasa didalamnya, mustahil mereka melakukannya. Salah satu tokoh yang menjadi subjek penelitian Eva Ahmad adalah Kristiane Backer (49) wanita kelahiran Hamburg Jerman, seorang presenter TV, wartawan dan penulis yang sekarang tinggal di London dengan karir di seluruh Eropa. Ketika usia 20-an, Kristiane Backer adalah salah satu presenter pertama di MTV Eropa. Bertahun-tahun ia berkecimpung dalam kancah musik internasional, sangat dikagumi banyak pemirsa dan menjadi idola pers Eropa. Akrab dengan para penyanyi tenar seperti Mick Jagger, Bono, Bob Geldof, Jim Kerr dan Cat Stevens, Kristiane melesat ke garis depan budaya populer. Ia lancar berbahasa Jerman, Inggris, Perancis dan Italia serta faham bahasa Arab dasar. Ia medapat penghargaan Golden Camera dan Golden Otto yang sangat bergengsi dari televisi Jerman. Dari 1996, ia bergiat di NBC Eropa mengelola acara kebudayaan. Kristiane juga berbisnis event- organizer untuk acara-acara perdana, konferensi, dan rapat-rapat perusahaan di seluruh Eropah serta sederet profesi yang lain. Boleh dikatakan Kristiane memiliki hampir semua yang dicita-citakan seorang gadis Barat. Ia yang sudah menikmati kehidupan liberal ala Barat yang dirindukan Eva Ahmad saat remaja, lalu berbalik dan memilih memeluk Islam yang menurut Eva serba haram. Suatu ketika ditahun 92 di puncak karirnya Kristian bertemu mantan pemain kriket legendaris Pakistan Imran Khan (sekarang ketua partai Tahreek). Imran mengajaknya ke Pakistan di mana Kristiane merasa sangat tersentuh oleh spiritualitas dan kehangatan dari orang-orang disana. Dengan dukungan dari teman-teman yang dia temui melalui Imran Khan termasuk Cat Stevens aka Yusuf Islam, Kristiane mulai membaca buku-buku tentang Islam dan secara intelektual tertarik. Setelah melakukan penelitian untuk beberapa tahun dan mengajukan segala pertanyaan pada para cendekiawan dan berbagai tokoh, ia ingin mencicipi butir-butir rohani yang telah dibacanya dan secara aktif mendekatkan diri kepada Tuhan. Jadi, meskipun secara intelektual yakin, keputusan untuk memeluk Islam pada 1995 merupakan suatu ketetapan batin. "Di Barat, kami dituntut untuk memenuhi alasan-alasan dangkal, seperti pakaian apa yang akan dikenakan. Dalam Islam, orang melihat ke tujuan yang lebih tinggi. Semua dilakukan untuk memenuhi ridho Allah. Itu adalah sistem nilai yang sama sekali berbeda. Saya merasa kosong di dalam dan sadar betapa terbebaskannya menjadi seorang Muslim.” Pengalamannya tentang ibadah haji dan tulisannya tentang ibadah puasa dapat dibaca disini dan disini .

Dia mengatakan: “Di Jerman ada Islamofobi. Saya kehilangan pekerjaan saya ketika saya pindah agama. Ada kampanye pers melawan saya dengan sindiran tentang semua Muslim mendukung teroris - saya difitnah.” Ia kemudian aktif di NBC Eropa. Kristiane Backer adalah seorang Muslim Eropa dengan ciri yang khas dibanding Muslimin sejak lahir. Ia jeli dalam membedakan antara faktor budaya dan apa yang benar-benar merupakan ajaran agama. Ia gagal menikah dengan sorang Maroko kerena merasa sang suami mengatur menurut budaya negerinya, bukan menurut Islam. “Sebagai seorang Muslim Eropa, saya mempertanyakan segala sesuatu - saya tidak menerima secara membabi buta. Ia sangat suka dengan keramahan dan kehangatan dari komunitas Muslim. London adalah tempat terbaik di Eropa bagi umat Islam, ada budaya Islam yg indah di sini dan saya sangat senang.”


Pada 2012 Kristiane menerbitkan buku “From MTV to Mecca: How Islam Inspired My Life”  di Inggris. Buku laris ini berisi pengalaman pribadinya memeluk Islam dan menjelaskan bagaimana iman akhirnya memberikan kedamaian batin dan makna hidup yang ia cari. Edisi Jerman dan Belanda sudah terbit 2009 dan 2010. Edisi Indonesia, Malaysia, Urdu dan Arab 2013 dan 2014. Kristiane yakin, suatu generasi baru Muslim modern independen dapat bersatu untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Islam bukanlah agama yang menganut kekerasan dan tidak menghargai hak-hak wanita. Kristiane adalah global ambassador dari yayasan Exploring Islam, dan aktif dalam kampanye anti Islamofobi. Dia ikut dalam dialog antar agama dan promosi saling pengertian antara Islam dan Barat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar