SISI
GELAPKU TAK TERKALAHKAN
Oleh:
Jum’an
Entah sudah berapa puluh
tahun, hampir dapat dikatakan sepanjang hayat saya berjuang melawan nafsu
tetapi tidak pernah berhasil mengalahkannya. Sampai seusia ini masih saja berperilaku
tidak sehat. Tidak mampu menghentikan berpura-pura, makin canggih dalam berbohong dan cenderung berprasangka
tidak baik terhadap orang lain. Belum lagi kebiasaan menghindar dari tanggung
jawab, merasa paling benar sendiri dan masih banyak lagi yang kalau saya
ceritakan semua, habislah saya. Padahal saya selalu berikhtiar dan berdoa agar akhlak
saya makin hari makin baik. Mungkin terlalu saya dramatisir. Mungkin saya yang kurang
gigih berusaha dan kurang khusyuk berdoa, tetapi saya jelas merasakan bahwa
nafsu jahat atau sisi gelap jiwa saya bukanlah lawan yang enteng dan sembarangan. Ia terlalu kuat
untuk dapat dikalahkan. Ia menghadapi serangan saya dengan senjata dan strategi
yang berbeda sama sekali. Saya merasa seperti bertinju melawan penyihir. Saya
menyerangnya secara frontal tetapi ia menyelinap dan merangkul saya dari
belakang. Ia menempel, merasuk dan lengket dibagian bawah sadar saya, mencari
hal-hal yang buruk dan menghipnotis saya untuk mengerjakannya. Dikondisikannya saya
untuk terus menerus kembali melakukan hal-hal yang tidak sehat yang megakibatkan
citra saya menjadi buruk dan hidup saya tidak menyenangkan. Semula saya
menyangka bahwa sisi gelap itu hanyalah sekedar tabir hitam yang diam yang
menghalangi pandangan saya dari melihat dan melakukan kebaikan, yang kalau saya
bacakan a’zubillahi minassyaitonirrojim pasti akan tersingkap menyingkir. Ternyata bukan dan tidak. Ia lebih mirip
dengan makhluk hidup yang aktif, bahkan giat dan merangsek saya untuk
mengulangi perbuatan-perbuatan yang saya sudah tahu bahayanya dan saya bakal menyesalinya.
Dengan kata lain ia berusaha menyabot program
hidup saya tanpa peduli dengan nama baik maupun dosa yang harus saya tanggung. Pokoknya
ia besikeras agar saya mengekspresikan diri melalui hal-hal yang negatip.
Padahal rasanya nilai saya
diatas rata-rata dan sangat layak untuk menjadi seorang karyawan yang
produktif, cekatan, rajin dan berdisiplin. Tetapi sisi gelap jiwa saya telah menjegalnya
menjadi hanya seorang karyawan yang loyo, tidak bertanggung jawab, lamban dan suka
mangkir. Dimanjakannya saya dengan tidur larut malam, bangun kesiangan dan
memulai jam kantor dengan kelayapan dipelosok-pelosok internet belama-lama. Itu
hanya satu dari banyak jenis sabotase yang mengakibatkan hidup saya tidak menyenangkan
dan tidak disukai orang. Diyakinkannya saya bahwa bermalas-malas dan memuaskan
nafsu adalah hak asasi saya. Saya merasa
terjebak, tidak punya pilihan dan kendali atas perilaku saya sendiri dan merasa
tergantung pada belas kasihannya, meskipun saya harus mengakui bahwa itu
berasal dari dalam pikiran saya sendiri. Saya benar-benar merasa dikhianati
oleh diri sendiri.
Saya ingin hidup layak:
bekerja mencari nafkah, beribadah, menghormati dan dihormati oleh orang lain,
berbuat baik untuk sesama, hidup lebih sederhana serta makan-minum, olah raga
dan tidur yang teratur. Tetapi sisi gelap saya tidak peduli dengan semua ini.
Ia ingin agar saya tampil sebaliknya sebagai sosok yang terpuruk, sial dan tidak
berharga. Kalau ada kebaikan yang masih dapat saya lakukan, saya melakukannnya
tanpa gairah, sehingga jangan-jangan tidak ada pahalanya. Pertempuran antara
keinginan untuk hidup bahagia atau tunduk pada rayuan sisi gelap yang merasuki
bawah sadar ini menjadikian hidup terasa begitu melelahkan.
Tetapi saya tidak
percaya bahwa nafsu jahat tak terkalahkan. Setan hanya bisa menggoda dan tidak
bisa memaksa. Dan manusia, saya dan anda, mempunyai kekuatan luar biasa yang
baru sebagian kecil yang kita manfaatkan. Bila anda mempunyai sisi gelap
seperti saya, selamat berjuang untuk membersihkan tabir hitam yang lengket dibawh
sadar anda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar