14/04/17

HURUF ARAB MENAKUTKAN


HURUF ARAB JADI MENAKUTKAN
Oleh: Jum’an

Hajer Sharief(24th) adalah seorang aktivis perdamaian, deradikalisasi dan anti kekerasan dari Libia. Anggota kelompok penasehat PBB tentang resolusi Dewan Keamanan 2250 yang ditunjuk oleh Sekjen Dewan Keamanan Bank-ki Moon serta pengacara Yayasan Kofi Annan “Extremely Together”. Ia juga penerima Penghargaan Mahasiswa untuk Perdamaian 2017. Suatu hari ia ia duduk di coffee shop di Inggris sambil membaca sebuah buku yang ditulis dalam bahasa Arab. Karena merasa bête, ia menaruh bukunya diatas meja dan keluar sebentar untuk menghirup udara segar . Tiba-tiba datang seorang pria Inggris setengah baya yang tadi duduk dimeja sebelah menghampirinya  dan berkata: “Anda meninggalkan buku anda diatas meja!” Hajer pun mengucapkan terima kasih kepadanya karena pria itu mungkin mengira ia lupa meninggalkan buku itu. Tapi pria itu meneruskan: “Tapi buku itu berbahasa Arab! Anda tidak boleh meninggalkannya di meja seperti iu!  Anda tahu bahayanya!
Hajerpun merasa tersadar. Pria itu bukan mencoba mengingatkan bahawa bukunya tertinggal saja! Tapi memperingatkan bahwa orang tidak boleh meninggalkan buku berbahasa Arab di atas meja, karena akan akan menyebabkan orang merasa terancam keamanannya!
Jadi Hajer bertanya apakah masalahnya bukan ia meninggalkan buku di atas meja, tetapi karena buku itu ditulis dalam bahasa Arab? “Ya! Buku yang ditulis dalam bahasa Arab ditinggal di atas meja, Anda tahu apa artinya, itu akan akan membuat orang merasa khawatir”, lalu pria itu melenggang pergi.
Meluasnya Islamofobia didunia Barat jelas telah membangkitkan kebencian terhadap Arab yang begitu saja mereka asosiaikan dengan Islam dan bahkan terorisme. Ditambah lagi dengan ketidak-tahuan mereka akan tulisan dan bahasa Arab. Timbullah anggapan bahwa huruf Arab pasti berkaitan dengan Islam dan terorisme. ISIS telah membajak dua kalimat syahadat Islam menjadi lambing mereka. Padahal kedua kalimat syahadat itu merupakan ikrar dasar semua umat Islam bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasulNya. Dengan menuliskannya dengan bentuk huruf tertentu diatas kain hitam timbul kesan bahwa ISIS lah penguasa kalimat syahadat itu. Setidak-tidaknya begitulah yang mereka kehendaki. Bukankah bendera kerajaan Saudi Arabia yang anti ISIS juga bertuliskan kedua laimat syahadat? Demikian pula dirumah-rumah umat Islam Indonesia tulisan itu banyak terlihat? 

Tetapi Hajer Sharif merasa cukup beruntung bertemu pria yang rendah hati itu yang hanya ingin memberi saran, dan Hajer ingin menyampaikan kepada semua pembacanya yang mungkin memiliki buku-buku bahasa Arab. Seandainya pria itu seorang islamofobis yang ekstrim, kejadiannya tidak akan se-aman itu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar