Oleh: Jum’an
Tragedi Mina 2015 yang menewaskan lebih dari 1000 jamaah
haji mengingatkan bahwa potensi bahaya kerumunan massa adalah nyata dan
menakutkan sehingga orang harus waspada
setiap saat. Kesalahan manusia berulang dari waktu kewaktu seiring
dengan dinamika kehidupan yang tidak pernah berhenti. Penyelenggara acara-acara
perhimpunan besar yang rutin harus selalu berusaha menjaga, mengatisipasi dan
mengevaluasi keamanan dan keselamatan hadirin yang terlibat dalam acara itu. Lebih-lebih
peyelenggaraan ibadah haji yang berskala internasiaonal. Pemerintah Arab Saudi telah melibatkan ahli-ahli dari seluruh dunia
termasuk dari perusahaan desain tingkat Dunia terkenal Arthur
Gensler Associates dari San
Francisco AS dalam Mega
Project “Redesigning Mecca” untuk meningkatkan aliran dan keselamatan di
semua situs utama haji, dari masjidil-haram sampai ke Mina. Seperti kita
ketahui tragedi kematian massal karena berdesakan tidak hanya terjadi pada jamaah
haji dan acara ziarah keagamaan lainnya tetapi juga dalam banyak acara–acara
sosial budaya seperti prosesi pemakaman, acara hiburan, pembagian bahan makanan,
bencana alam, insiden kebakaran, kerusuhan dan acara olahraga. Salah satu insiden
desak-desakan massa yang fatal yang mungkin pertama kali didokumentasikan
terjadi pada tahun 1896 ketika penobatan Tsar Nicholas II di Rusia. Sebanyak 1.000
orang tewas setelah rumor menyebar dikalangan pengunjung bahwa stan pembagian
hadiah kehabisan souvenir. Pada tahun 1941, selama pemboman kota Chongqing di Cina oleh
Jepang 1.000 orang tewas ketika berdesak-desakan di terowongan Jiaochangkou
yang merupakan jalur menuju ke tempat perlindungan dari serangan udara.
Suatu studi epidemiologi mencatat sebanyak 215
peristiwa fatal berdesakan antara tahun 1980 dan 2007.
Berdesak-desakan adalah gerakan
akibat rangsangan massal diantara kerumunan ternak atau manusia dimana mereka
secara kolektif mulai bergerak tanpa arah atau tujuan yang jelas. Rangsangan
ini merupakan respons biologis di dalam otak dan kelenjar endokrin, yang bagi
hewan ternak berguna untuk membantu menghindarkan diri dari sergapan predator.
Anehnya manusia begitu rentan terhadap bahaya ketika berada dalam kerumunan massa.
Padahal ikan teri (bilis) sampai jenis burung jalak sangat kompak dalam berkoordinasi
ketika mereka sedang ramai berkelompok. Mereka tidak pernah saling bertabrakan.
Ribuan burung yang terbang dengan kecepatan tinggi sanggup melakukan manuver
secara tiba-tiba dengan koordinasi yang tepat; sungguh mengagumkan. Ternyata hewan
memiliki sistem sosial dan membuat keputusan bersama yang sangat teratur.
Menurut pakar ekologi Dr. Iain Couzin
kawanan burung atau kelompok ikan yang sangat sigap berkordinasi menandakan bahwa
mereka telah ber-evolusi untuk melakukannya.
Sayangnya, manusia tidak demikian. Kita
telah berkembang menjadi kelompok keluarga kecil. Pada manusia biasanya insiden
berdesakan terjadi karena rasa panik yang menyebar, bukan karena lingkungan yg
benar-benar berbahaya. Respons mereka lah yang menciptakan bahaya. Respons
kolektif yang kuat adalah hal yang sangat berbahaya dalam situasi tertentu.
Ada empat unsur utama yang perlu
diingat untuk dapat memahami penyebab, upaya pencegahan dan kemungkinan
meringankan bahaya kerumunan yang sedang berlangsung. Juga untuk mengingatkan
bahwa situasi kerumunan dapat dengan cepat menjadi ancaman dan berpotensi
mematikan. Pertama, kekuatan desakan dari kerumunan massa. Kekuatan desakan
beberapa orang saja sudah cukup mematikan. Dalam kerumunan yang padat seseorang
tidak dapat menahan kaki di tanah dan tidak bisa mengontrol kemana akan bergerak.
Ia hanya bisa mencoba untuk menjaga keseimbangan saja. Desakan massa dapat
meningkat sampai tidak mungkin untuk ditahan. Sebagian besar kematian dalam tragedi
berdesakan adalah karena sesak nafas, bukan karena terinjak-injak. Besarnya
kekuatan desakan massa terlihat dari pagar baja yang sampai bengkok setelah beberapa
insiden yang fatal. Kekuatan itu berasal dari dorongan dan efek domino dari
orang yang bersandar satu sama lain. Sesak nafas terjadi pada orang-orang yang
tertumpuk secara vertikal, atau dorongan dan himpitan horizontal. Unsur yang ke dua
adalah informasi, yang menyebabkan massa bertindak atau bereaksi. Termasuk
semua sarana komunikasi, pemandangan dan suara yang mempengaruhi persepsi massa,
pengumuman kepada publik, tindakan personil, tanda-tanda, dan bahkan loket
karcis, yang dapat memicu gerakan kelompok yang cepat. Yang ketiga, ruang atau
tempat dimana insiden kerumunan terjadi. Konfigurasi, daya tampung dan
kemampuan mengatur lalu lintas hadirin menentukan kepadatan kerumunan. Ruang
tempat berdiri dan duduk, perkiraan jumlah hadirin, kapasitas koridor, tangga, pintu, eskalator, dan lift. Yang
terakhir adalah unsur waktu: lamanya acara, penjadwalan serta kecepatan untuk mengatur
kelancaran. Perlu diingat bahwa pada proses kedatangan kepadatan lebih bertahap
dan renggang sebelum acara, dibandingkan saat keluar dimana kerumunan bergerak
lebih capat dan lebih padat.
Strategi sederhana untuk
mencegah bencana kerumunan massa adalah dengan mengorganisir dan mengontrol lalu
lintas dengan sarana pembatas. Tetapi pagar pembatas dalam beberapa kasus dapat
menggiring kerumunan menuju daerah yang justru sudah padat. Oleh karena itu pagar
pembatas dapat menjadi solusi maupun penyebab berdesakan. Yang menjadi masalah
adalah kurangnya umpan balik dari orang-orang yang terhimpit dibagian depan
kepada orang banyak yang mendesak dari belakang - umpan balik sebenarnya dapat
diberikan oleh pengawas dari tempat yang lebih tinggi, seperti panggung atau diatas
kuda, yang dapat mengamati kerumunan dan menggunakan pengeras suara untuk
berkomunikasi dan mengarahkan orang banyak.
Kerumunan yang besar bisa
sangat aman, dan kerumunan kecil dapat mematikan. Secara umum kerapatan
empat orang per meter persegi adalah rasio yang aman. Jika lebih dari
itu-terutama dalam kerumunan yang bergerak- sebaiknya anda mencari jalan untuk
keluar. Jika tidak, jika seseorang mendorong anda, anda tidak akan memiliki
ruang untuk menapakkan kaki untuk menstabilkan diri. Jika anda jatuh, orang
lain mungkin tersandung anda, membuat tabrakan beruntun. Sementara itu
kerumunan yang selebihnya akan terus merangsek maju, tidak menyadari situasi anda,
dan tekanan akan menumpuk. Tanda bahaya lain yang lebih jelas adalah bila anda
merasa tersentuh dari keempat sisi; kiri kanan depan belakang. Itulah saat
untuk anda berusaha menghindar dari krumunan. Kesempatan terakhir adalah ketika
anda merasakan gelombang kejut merambat melalui kerumunan. Yaitu ketika
orang-orang di belakang mendorong maju, tetapi orang-orang di depan tidak dapat
bergerak. Jika anda merasakan goyangan penonton seperti ini, Anda berada dalam
bahaya serius. Tunggu sampai kerumunan berhenti bergerak dan kemudian
lambat-lambat cari jalan ke samping dan ke belakang, zig-zag untuk menyelamatkan
diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar